Arah Kiblat Pindah Dari Masjidil Aqsa Ke Masjidil Haram

Salah satu kewajiban shalat adalah menghadap kiblat dan dalam sejarahnya Nabi Muhammad SAW pernah shalat menghadap Masjidil Aqsa selama bertahun-tahun setelah itu beliau memindahkan arah kiblat menjadi menghadap Masjidil Haram. Ada apakah gerangan? Apakah hanya sekedar berpindah atau ada pandangan lain? Ternyata salah satu jawabannya adalah mengenai kemudahan bagi umat muslim di seluruh dunia untuk mencari arah kiblat yang benar dan mudah yakni memakai arah bayangan matahari.


Sebelum masuk ke pembahasan bagaimana menentukan arah kiblat menggunakan bayangan matahari ada baiknya kita mengulang kembali sejarah terkait hal tersebut. Kisah mengenai perpindahan kiblat umat muslim dari Masjidil Aqsa menjadi Masjidil Haram tertulis dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi sebagai berikut:

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 144).

Pernah Rasulullah SAW shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Sedang Rasulullah SAW menginginkan disuruh menghadap ke Ka’bah. Maka, Allah pun menurunkan “Sesungguhnya kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit….”Oleh karena itu, beliau pun menghadap ke Ka’bah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Perpindahan ini jelas menjadi ujian bagi kaum Muslimin karena orang-orang Yahudi dan Nashara tak henti-hentinya mencemooh hal ini sebagai bentuk kebodohan Nabi yang dianggap menyelisihi kiblat Nabi-nabi sebelumnya yakni ke Masjidil Aqsa, namun Alloh menguatkan Nabi dengan ayat berikut:

Katakanlah (Ya Muhammad). Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.” (Al-Baqarah: 142).

Berabad-abad setelahnya ilmu Astronomi menjadi semakin maju lalu akhirnya didapatilah salah satu alasan mengapa arah kiblat menjadi menghadap Masjidil Haram yakni kemudahan bagi umat muslim di seluruh dunia untuk mencari arah kiblat yang benar dan mudah dengan menggunakan arah bayangan matahari, mengapa bisa begitu?

Miringnya sumbu rotasi Bumi sebesar 23,5 derajat terhadap bidang tegaklurus bidang edar Bumi dalam mengelilingi Matahari (ekliptika) ditambah adanya gerak revolusi Bumi mengelilingi matahari menyebabkan gerak semu tahunan Matahari. Matahari terlihat dari Bumi seolah-olah berpindah-pindah posisi di antara garis lintang 23,5 LS (yakni Garis Balik Selatan) hingga garis lintang 23,5 LU (yakni Garis Balik Utara). Gerak semu ini terjadi setiap tahun pada tanggal 21 Maret dan 23 September Matahari akan berposisi di atas garis khatulistiwa sementara pada tanggal 21 Juni akan berposisi di atas Garis Balik Utara dan pada 22 Desember akan menempatkan diri di atas Garis Balik Selatan. Daerah yang dilewati gerak semu matahari ini disebut kawasan tropis

Gerak Semu Matahari
Mengapa kawasan tropis ini menjadi istimewa? Ternyata di kawasan tropis akan selalu dilintasi oleh Matahari. Saat Matahari melintas disuatu wilayah tropis praktis bayangan yang dibentuk dari suatu benda yang tegaklurus permukaan air akan tepat berimpit (tanpa bayangan) namun setiap benda apapun yang berada di belahan Bumi lainnya akan memunculkan bayangan yang menjauhi dari wilayah yang sedang dilintasi oleh Matahari tersebut.

Bayangan Matahari
Hal inilah yang menyebabkan Masjidil Aqsa tidak bisa menggunakan Gerak semu matahari untuk menentukan arah masjid karena masjidil Aqsa terletak di garis lintang 31,776 Lintang Utara (LU) dimana sudah termasuk kawasan Subtropis sedangkan Masjidil Haram bisa menggunakan Gerak semu matahari untuk menentukan arah masjid karena berada di garis lintang 21,423 LU dimana masih berada di kawasan Tropis.


Secara perhitungan, Masjidil Haram akan dilintasi oleh gerak semu matahari sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun. Pada saat tersebut bayangan yang dihasilkan dari benda yang berada di Indonesia akan menjauhi Masjidil Haram. Menurut Prof T. Djamaluddin yang saya cuplik (dengan beberapa perubahan) dari blognya beliau, waktu yang tepat untuk mengetahui arah kiblat yang benar yaitu:

Tanggal 26 – 30 Mei, pukul 16:18 WIB (09:18 UT/GMT)
Tanggal 14 – 18 Juli, pukul 16:27 WIB (09:27 UT/GMT)
Untuk daerah yang mengalami siang bersamaan dengan Mekkah (Indonesia Barat, Asia Tengah, Eropa, Afrika).

Dan,

Tanggal 12 – 16 Jan, pukul 04:30 WIB (11 – 15 Jan , 21:30  UT/GMT)
Tanggal 27 Nov – 1 Des, pukul 04:09 WIB (26 – 30 Nov, 21:09 UT/GMT)
Untuk daerah yang mengalami siang berlawanan dengan Mekkah (Indonesia Timur, Pasifik, dan benua Amerika) (konversikan WIB atau UT ke waktu lokal). Rentang waktu plus/minus 5 menit masih cukup akurat. Arah kiblat adalah dari tongkat ke ujung bayangan.

Nah karena hari ini (16 Juli) adalah termasuk dari waktu yang disebutkan diatas maka tidak ada salahnya jika kita nanti sore jalan-jalan ke suatu Masjid sambil memperhatikan bayangan yang timbul, apakah sudah betul arah kiblat Masjid tersebut atau belum? Selamat bereksperimen, semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "Arah Kiblat Pindah Dari Masjidil Aqsa Ke Masjidil Haram"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.