Tindakan Anarkis Pendukung Partai

Negeri Indonesia yang terkenal dengan Negeri yang Aman, Damai dan Sentosa rupanya ingin dirusak oleh orang-orang (oknum) yang belum menerima iklim demokrasi yang menjunjung tinggi kesantunan dan kemaslahatan. Mereka lebih senang menempuh cara-cara kekerasan dan anarkisme. Berita terakhir yang saya dengar (4/7/2014) Kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Karawang diserang orang tak dikenal. Penyerang berjumlah 10 (sepuluh) orang dengan menggunakan 5 (lima) sepeda motor. Saya geleng-geleng kepala mendengar berita ini.

Massa Simpatisan Partai membawa Celurit

Jauh sebelum berita ini terkuak, sudah ada rentetan-rentetan kekerasan lain yang dilakukan oleh pendukung salah satu capres, dan herannya capres-nya sendiri yang mendengung-dengungkan “Revolusi Mental” disetiap kesempatan berkampanye, namun sepertinya hanya angin lalu saja. Rentetan aksi anarkis dari pendukung capres ini saya coba dihadirkan dibawah ini:
  1. Tanggal 04 Juli 2014, Kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Karawang diserang “orang tak dikenal” pelaku yang berjumlah 10 orang juga memukuli seorang kader PKS. Akibat pemukulan itu kader PKS tersebut mengalami luka memar di mata dan wajah. Aksi penyerangan dan pemukulan itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu banyak kader laki-laki yang sedang menuju masjid untuk menunaikan ibadah salat Jumat. (Sumber berita)
  2. Tanggal 02 Juli 2014, Simpatisan PDIP mendatangi kantor TV One Yogyakarta dan melakukan orasi karena merasa kecewa dengan TV One yang mengaitkan PDIP Perjuangan dengan PKI. Aksi orasi ini juga diwarnai dengan aksi anarkis, yaitu penyegelan dan corat-coret kantor TV One. (Sumber berita)
  3. Tanggal 30 Juni 2014, Posko Pemenangan capres sebelah di Jalan Raya Jember, Dusun Papansari, Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi dilempari oleh orang tidak dikenal. Pelemparan ini membuat kaca depan pecah dan baliho yang dipasang di bagian depan pagar sobek-sobek. (Sumber berita)
  4. Tanggal 28 Juni 2014, kerusuhan terjadi saat kampanye PDIP yang dihadiri oleh Capres-nya sendiri di Lapangan Rejomulyo, Madiun, Tawuran itu berawal dari adu mulut yang terjadi antara petugas keamanan dari panitia dan personel Kepolisian. Penyebabnya, satgas keamanan protes karena rombongan media diperbolehkan menaiki panggung kampanye. (Sumber berita)
  5. Tanggal 27 Juni 2014, Mantan wali kota Palembang yang juga ketua tim pemenangan Jokowi-JK Sumsel, Eddy Santana Putra terlibat pengeroyokan Abdullah Husin, akibat kejadian itu Husin menderita luka memar di bagian perut, dada, dan pelipis. Dia juga menderita luka gores di pelipis kanan, rahang kiri, dan pinggang, bahkan, satu gigi korban nyaris patah. Korban langsung melapor ke pihak yang berwajib. (Sumber berita)
  6. Tanggal 17 Juni 2014, Kampanye PDI Perjuangan (PDIP) untuk mendukung capres-cawapres Jokowi - JK di Yogyakarta diwarnai insiden. Sekelompok simpatisan PDIP menganiaya mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) di depan kampus hingga pingsan. (Sumber berita)
  7. Tanggal 25 Maret 2014, Dua orang mengalami luka dan sebuah mobil rusak akibat aksi brutal simpatisan pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat kampanye terbuka yang berlangsung di Sleman Yogyakarta, Dalam kampanye terbuka yang dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu, salah seorang simpatisan partai, Projo Iswanto warga Jagalan, Margodadi, Seyegan, Sleman diketahui menderita luka di bagian muka dan kepala setelah dianianya simpatisan lainnya. (Sumber berita)
  8. Apakah ini baru saja terjadi? TIDAK, rupanya sudah sejak dulu Simpatisan yang mengusung “Revolusi Mental” itu akrab dengan tindakan kekerasan dan anarkisme, pada tanggal 31 Maret 2004, Kampanye PDI Perjuangan di Yogyakarta diwarnai kerusuhan. Beberapa insiden kekerasan dan tindakan anarkis terjadi di sejumlah tempat. Pada kampanye itu, terjadi bentrokan antarmassa PDIP sendiri, bentrok dengan aparat keamanan dan dengan masyarakat. Di Kotagede, Kabupaten Bantul, empat sepeda motor polisi dari Unit Perintis Sabhara (UPS) dirusak oleh simpatisan PDIP. Sekitar pukul 13.00 WIB, sekitar 500 sepeda motor yang dikendarai massa PDIP sedang mengelar konvoi keliling jalan di Kecamatan Sewon Bantul. Seorang petugas UPS dari Polres Bantul, sempat melihat ada peserta konvoi yang MEMBAWA CLURIT. (Sumber berita)
 

Lucunya hal ini seolah dibenarkan sendiri oleh Seorang tokoh yang terkenal dengan politik santunnya, beliau berkata “Siapapun yang menggunakan kaos, pin, topi, bernama calonnnya, maka ia secara moral mewakili cara berpikir dan cara bekerja calon yang didukungnya”, jadi “Perilaku Pendukung Mewakili Sifat yang Didukung”. (Sumber berita)


Rupanya memang tidak salah tokoh terkenal tersebut berkata demikian, karena para pemimpin partainya juga menyerukan tindakan yang mengarah kepada kekerasan dan anarkis, tidak percaya? Ini beritanya: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo juga menyerukan agar kader PDIP siaga satu dan akan bersiap mengepung kantor TV One. (Sumber Berita)

Jadi kalo mau jujur, mau dibawa kemana bangsa ini jikalau didominasi oleh orang-orang yang suka kekerasan dan anarkis. Bisa hancur bangsa dan Negara tercinta ini. Padahal bukankah kita adalah Negara Indonesia yang terkenal Religus yang santun dan ramah? Coba kita Tanya lagi ke hati kita yang paling dalam, apakah ini yang dicita-citakan oleh bapak bangsa pendahulu kita yang telah berjuang mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Republik Indonesia ini?

Seorang simpatisan memimum air hasil dari mencuci kaki Ibu Megawati

Saya jadi teringat bila tindakan anarkis ini dilakukan oleh sekelompok “oknum” yang mengatasnamakan ormas Islam langsung ramai-ramai media memberitakan bahwa “Islam Teroris” atau “Islam agama yang anarkis” atau lebih parah “Islam mengajarkan kekerasan untuk digunakan kepada umat lain”. Itulah kejamnya media. Kalau sekelompok preman melakukan kekerasan dibilang wajar, tapi jika ada sekelompok ormas yang mengadakan sweeping minuman keras, tempat pelacuran, diskotik dan lain sebagainya malah dianggap anarkis. Lihat benang merahnya? Betul sekali, Kejahatan memang akan selalu melawan kebaikan tapi Allah SWT akan selalu memenangkan kebaikan dan menenggelamkan Kejahatan.

Damailah Indonesiaku Damailah Negeriku, kita sudahi tindakan kekerasan dan anarkis ini. Alasan apapun terhadap tindakan kekerasan kepada orang lain tidak bisa dijadikan pembenaran. Akuilah hal tersebut memang salah dan tak perlu kita lakukan lagi. Kita wujudkan Indonesia Negeri yang Aman Damai dan Sentosa. Saya jadi teringat salah satu paragrap pembukaan UUD 1945:

“…pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,…”
 
Salam Pemilu Damai

Sumber foto:
http://www.kaskus.co.id/thread/53a075b8108b4665248b4596/ini-yg-namanya-revolusi-mental-quot-kronologis-quotpendukung-jokowi-ngamuk-di-jogja/
http://www.kaskus.co.id/thread/53b4fc9596bde609518b4723/dapat-arahan-dari-tjahjo-kumolo-simpatisan-pdi-p-bertindak-anarkis/
http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/392915/ini-kantor-tvone-di-yogya-yang-disegel-simpatisan-pdip-001-nfi.html
http://politik.kompasiana.com/2014/07/03/perilaku-pendukung-mewakili-sifat-yang-didukung-666033.html

Related Posts:

2 Responses to "Tindakan Anarkis Pendukung Partai"

  1. well, sudah sejak lama kok kalau mengamati, bhakan sebelum aku mengerti apa itu "politik". ngerii yaaa? hehehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe iya Nov... semoga betul-betul yang terbaik yang akan memimpin Indonesia kedepannya ya Nov, amin

      Delete

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.