Akhirnya setelah sekian lama tidak menjamah blog ini, saya ada
kesempatan kembali untuk sekedar menuangkan apa yang saya amati dan analisis di
lapangan. Kali ini saya mencoba menjelaskan tentang pengaruh pemakaian Fly Ash
pada beton. Kebetulan di proyek kami, Pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung
menggunakan Fly Ash sebagai bahan tambah pozolanik pada semen yang fungsinya
mengendalikan Temperatur Beton pada saat pengerasan.
Pengecoran Beton Segar |
Loh memang temperatur beton berapa sih? Jangan salah, beton kalo lagi
mengeras suhunya bisa mencapai 90°C - 100°C ! kok bisa sih sepanas itu? Iya bisa, sifat
kimiawi yang terkandung dalam semen ketika terkena air berubah dari plastis
menjadi solid dengan rentang waktu tertentu. Proses kimiawi tersebut juga
sering disebut proses hidrasi semen, pada saat itu terdapat panas yang dilepas
sebagai efek sampingnya.
Kandungan Kimia Semen |
Batasan panas hidrasi semen ini di beberapa literatur berbeda-beda, ada
yang menyebut temperatur inti beton tidak boleh melebihi angka 70°C, 75°C, sampai ada yang 85°C. selain itu perbedaan
temperatur inti dan tepi juga tidak boleh melebihi angka 21°C. Memang kenapa sih kalau
temperaturnya melebihi nilai tersebut? Dalam beberapa kasus beton akan terjadi
micro crack atau retakan mikro yang efeknya bisa jangka pendek maupun jangka
Panjang. Efek jangka pendeknya kuat tekan beton bisa menurun dari yang
direncanakan. Efek jangka panjangnya, umur bangunan bisa tidak tercapai sesuai
rencana. Ngeri kan!
Kalsium Silikat |
Temperatur yang tinggi disebabkan oleh minimal 2 kondisi; 1) memakai
jenis semen yang memiliki kandungan C3S atau Trikalsium Silikat yang
tinggi ≥ 50%, biasanya pada beton yang pengerasannya cepat. 2) Beton bermassa
besar dengan ukuran minimal 1x1x1 m. kedua faktor inilah yang dominan
menyebabkan suhu tinggi, apalagi beton dengan semen yang tinggi kandungan
trikalsium silikatnya dipakai pada ukuran yang bermassa besar, Klop sudah.
Bagaimana menghitung temperatur rencana pada sebuah beton? Salah satu
rumus yang paling mudah adalah :
Jadi semisal kita punya Job Mix
beton fc 30 Mpa membutuhkan 380 Kg semen OPC per M3 dan Temperatur normal
ruang/beton segar 30°C, maka menghitungnya hasilnya menjadi :
Nah sekarang bagaimana solusinya untuk mengurangi Panas Hidrasi yang
tinggi? Salah satunya adalah dengan menggunakan material tambahan untuk
mengganti sebagian semen. Apa saja material tambahan itu yakni, Fly Ash, Silica
Fume, dan Ground Granulated Blast Furnace Slag. Kami memilih menggunakan Fly
Ash dengan berbagai keuntungan diantaranya :
- Harga relatif lebih murah (lebih murah dari semen).
- Beton lebih tahan korosi dan sulfat (cocok untuk di daerah pantai).
- Kuat tekan beton cenderung masih naik meski diatas umur 28 hari.
- Ramah Lingkungan karena memanfaatkan material limbah B3.
Fly Ash atau dikenal dengan sebutan abu terbang merupakan material sisa
pembakaran batu bara di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, seperti
Pembangkit Listrik Paiton di Probolinggo. Fly Ash dibagi menjadi beberapa tipe,
F, C dan N. Mengacu pada SNI 2460-2014 tentang spesifikasi abu terbang batubara
dan pozzolan alam mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam
beton, persyaratan kimia Fly Ash harus mengacu nilai berikut :
Persyaratan Kimia Fly Ash |
Mengapa hanya dipakai Fly Ash tipe F? sebetulnya sah-sah saja
menggunakan Fly Ash tipe C namun karena kandungan CaO nya besar > 10%, Fly
Ash akan tetap menambah panas hidrasi, sedangkan pada tipe F yang bersifat
pozolanik diharapkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap temperatur
beton saat proses hidrasi berlangsung
Berapa kandungan Fly Ash yang diperlukan dalam sementitius beton? Di
beberapa tulisan dan penelitian, angkanya bervariasi dari mulai 5% sampai 50%
terhadap berat sementitius beton. Namun mengacu pada SNI 03-6468-2000 tentang
tata cara perencanaan campuran tinggi dengan semen Portland dengan abu terbang,
didapati angka yang boleh dimanfaatkan yakni sebesar 15-25% terhadap berat
semen.
Pada studi kasus di Proyek kami, Pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung, Fly
Ash tipe F yang kami gunakan sebesar 25% terhadap berat sementitius beton.
Harapan kami dengan angka tersebut didapat nilai kuat tekan yang optimal dan
penurunan suhu yang signifikan. Nilai temperatur yang kami rencanakan
menggunakan rumus diatas dengan semen OPC sebesar 310 Kg dan Fly Ash sebesar
100 kg adalah 73,4°C.
Berikut hasil pembacaan suhu pada beton mockup 2x2x2 m dengan OPC murni dan beton silinder ukuran diameter 3 m dan tinggi 3,6 m dengan OPC+FA 25% :
Bacaan Temperatur Inti Beton dengan OPC Murni Mockup Beton Kotak 2x2x2 m |
Bacaan Temperatur Inti Beton dengan OPC dan Fly Ash 25% Beton Silinder Dia. 3 m tinggi |
Didapati pada hari ketiga setelah pengecoran beton, Beton dengan OPC
murni didapati nilai temperatur maksimum sebesar 83°C sedangkan Beton dengan OPC+FA 25% didapati nilai
temperatur maksimum sebesar 71,3°C, keduanya mencapai nilai kuat tekan beton mencapai lebih dari fc 30
Mpa diumur 28 hari.
Kesimpulannya, Fly Ash tipe F dengan kandungan 25% dari total
sementitius beton dapat mengurangi temperatur hidrasi beton sangat signifikan
sehingga dampak negatif panas hidrasi berlebih yang menyebabkan micro crack dapat dihindari, bahkan dengan
tambahan Fly Ash membuat beton lebih tahan terhadap korosi dan serangan sulfat.
Disamping itu, menggunakan Fly Ash juga berarti ikut andil dalam menyelamatkan
lingkungan dengan mengurangi limbah B3 dengan memanfaatkannya menjadi beton.
Semoga secuil tulisan ini bermanfaat.
Daftar Pustaka
Pujianto, Asat. 2015. Sifat
Kimiawi Beton. http://repository.umy.ac.id/
Rasyid, Abdurakhman. Low Heat Concrete, Sebuah Inovasi untuk Pengecoran Beton Massa di Indonesia.
Rasyid, Abdurakhman. Low Heat Concrete, Sebuah Inovasi untuk Pengecoran Beton Massa di Indonesia.
Mas ali,mau tanya itu mutu brp yg dipake sementius brp suhu beton segar y brp?
ReplyDeleteMbak Widi, itu mutunya fc 30 Mpa, sementitiusnya sekitar 410 atau lebih, dengan konfigurasi FAnya 25%, suhu beton segarnya tergantung pengecoran, kalo disiang hari bisa 30 derajat, kalao pas malam bisa lebih turun lagi
Deletejadi tahu pengaruhnya makasih kak
ReplyDeletedampak zat aditif