"Selamat" Pak Jokowi

Pada saat sore hari di Jumat, 14 Maret 2014 seusai pulang dari Diklat saya kaget ternyata Pak Jokowi menyatakan siap maju untuk menjadi Calon Presiden setelah menerima mandat dari Bu Megawati. Saya langsung buka detik.com apakah betul berita itu? Rupanya memang benar, saya menghela nafas. Ah… Rupanya sampai disini saja saya mendukung beliau, cukup sampai disini.

Pak Jokowi mencium Bendera Merah Putih

Pembaca yang budiman boleh protes dengan saya tapi saya minta waktu sebentar untuk membaca tulisan saya ini yang berisi pendapat pribadi saya mengenai Pak Jokowi.

Sejak kuliah di Solo tahun 2007, saya sudah mengenal beliau sebagai Walikota Surakarta, saya kagum dengan kemenangan beliau yang bisa diatas 90% suara untuk pencalonan Walikota periode yang kedua. Ditambah dengan cara beliau yang unik ketika memastikan program kerjanya bisa direalisasikan kepada warganya yakni dengan Blusukan, metode door to door memang merupakan cara yang mengena dan tepat langsung ke Rakyat, itu diajarkan oleh Pemimpin-pemimpin lainnya jauh sebelum Indonesia Merdeka, Sahabat Nabi Muhammad SAW seperti Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz dan lain sebagainya mungkin telah menginspirasi Pak Jokowi.

Selain metode blusukannya yang unik, gayanya yang sederhana, murah senyum dan terlihat apa adanya menjadi daya tarik tersendiri, apalagi bila dihina atau diejek oleh orang lain sering beliau hanya membalas dengan senyum atau bahkan menimpali dengan kata-kata “Memang saya bodoh kok”. Tak ayal melihat hal ini siapa yang bakal tidak bersimpati kepadanya. Usahanya yang terlihat ingin memperbaiki birokrasi dengan melayani rakyat sampai ke yang paling miskin patut diapresiasi.

Begitu pula ketika Pak Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, saya mendukung beliau, apalagi lawannya adalah Pak Fauzi Bowo yang notabenenya adalah Gubernur Incumbent yang dirasakan “kurang berhasil” dalam menjalankan pemerintahan sebelumnya. Rakyat Jakarta dengan harapan ingin perubahan terhadap Ibukota telah menaruh kepercayaan kepada Pak Jokowi untuk membereskan masalah yang memang rumit dan pelik, seperti Banjir, Kemacetan, Warga Miskin, Pemukiman Kumuh, Birokrasi yang bobrok, Korupsi dan lain sebagainya. Rakyat Jakarta telah menaruh kepercayan di pundak Pak Jokowi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Beban berat memang, tapi itu yang telah dijanjikan oleh Pak Jokowi dimasa jabatannya selama 5 tahun kedepan.

Namun rupanya media seperti Kompas, Detik, Trans Group, dan media-media besar lainnya tak henti-hentinya memberitakan Pak Jokowi, statement yang ingin dimunculkan yaitu Pak Jokowi akan nyapres dengan segala “kebaikan” yang beliau punya sehingga Indonesia memiliki harapan agar menjadi lebih baik. Ya… kira-kira seperti itu yang diinginkan oleh media, dan ternyata bisa membuat rakyat Indonesia bisa melupakan janji Pak Jokowi untuk menuntaskan beragam permasalahan dengan periode 5 tahun sampai tahun 2017.

Saya melihat fenomena “ganjil” ini seperti ada sesuatu kekuatan tersembunyi (The Other Hand) yang ingin menjadikan Pak Jokowi menjadi Capres. Kita tidak perlu jauh mengasumsikan ada Konspirasi besar (seperti Illuminati Zionis misalnya) karena bisa jatuhnya Fitnah, dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, yang perlu dicatat adalah adanya kekuatan tersembunyi dalam mendorong Pak Jokowi untuk menjadi Presiden itu adalah Pasti.

Saya tadinya berharap besar kalau Pak Jokowi tidak menggubris suara-suara yang menginginkan beliau menjadi Capres sehingga beliau fokus menjadi Gubernur DKI Jakarta, menyelesaikan satu persatu permasalahan di Jakarta sampai tuntas di tahun 2017. Kemudian Rakyat Indonesia bisa menilai bahwa Pak Jokowi telah berusaha keras dan sungguh-sungguh untuk mewujudkannya, semisal ternyata memang hasil kerja kerasnya tidak bisa menyelesaikan semua masalah tersebut tapi Rakyat Indonesia tetap akan menilai kesungguhan Pak Jokowi, sehingga bila Pak Jokowi menjadi Capres 2019, Pak Jokowi bisa jadi mendapatkan dukungan penuh dari Rakyat (menang mutlak).

Tapi dengan keputusan Pak Jokowi yang maju dalam Pencapresan pada PEMILU 2014 telah membuat kaget kami, tidak hanya saya tapi juga warga Jakarta dan masyarakat Indonesia lainnya yang sedang mengamati sepak terjang bapak. Kami bingung dengan inkonsistensi Pak Jokowi dalam keinginannya menuntaskan berbagai permasalahan di Jakarta sampai tahun 2017. Diberbagai forum debat dan kampanye yang lalu Pak Jokowi dengan sangat meyakinkan akan menyelesaikan masalah tersebut.

Diberbagai sosial media dan blog saya amati ada 3 kubu bila ada pemberitaan mengenai Pak Jokowi, yang Pertama (1) Kelompok pendukung Pak Jokowi, dengan tanpa check and balance biasanya para pendukung Pak Jokowi selalu langsung memberikan dukungan membabi buta dan mendorong Pak Jokowi untuk menjadi Capres dan menghina para kelompok yang tidak mendukung Pak Jokowi dengan mengait-ngaitkan sebaga Barisan sakit hati Pendukung Pak Fauzi Bowo, kedua (2) Kelompok anti Pak Jokowi (haters), kalau yang ini setiap pemberitaan Pak Jokowi baik pemberitaan yang bagus maupun yang buruk selalu menjadi bahan olok-olok dan fitnah serta selalu menyerang kelompok Pendukung buta Pak Jokowi dengan kata-kata Pencitraan dan lain sebagainya, dan yang terakhir ketiga (3) Kelompok Netral yang masih menggunakan akal sehat, kalau memang Pak Jokowi mengeluarkan kebijakan yang baik ya mendukung penuh dan kalau memang Pak Jokowi melakukan kesalahan ya menegur dengan tidak menghujat.

Kalau saya pribadi “inginnya” masuk ke golongan yang ketiga, karena biar bagaimanapun Pak Jokowi bukanlah malaikat yang akan selalu benar dan bisa menuntaskan masalah Jakarta dengan “sim salabim” tapi Pak Jokowi tetaplah manusia yang bisa berbuat kesalahan dan membuat keputusan yang keliru.

Akhir kata saya ingin mengatakan bahwa silahkan saja Pak Jokowi ingin menjadi Capres karena saya tidak bisa melarang Bapak, yang bisa melarang bapak hanya Hati nurani Pak Jokowi sendiri sebagai Pemimpin beretika yang harusnya memiliki Prinsip “Amanah”, artinya apa? Sekali berucap pantang untuk menjilat ludah sendiri, dan saya sangat berharap akan muncul Capres-capres lain yang lebih “kompeten” dan memiliki 3 Prinsip: Jujur, Cerdas dan Amanah karena Para Pendukung buta Pak Jokowi selalu berkata “memang ada Capres lain yang lebih baik dari Pak Jokowi?” Jawaban saya semoga ada dan saya yakin ada karena Indonesia punya 250an juta Penduduk yang salah satunya adalah Capres yang memegang ketiga Prinsip tersebut, Amin. Yang jelas jangan Golput, lebih baik memilih yang terbaik diantara yang buruk karena bila kita golput kita tidak punya hak menegur Presiden kedepannya karena kita tidak memilih ketika Pemilu dan dengan Golput kita hanya akan membiarkan Orang-orang Bodoh nan serakah yang akan mengisi Kursi-kursi Pemimpin nantinya.

Demi Indonesia Raya

Related Posts:

11 Responses to ""Selamat" Pak Jokowi"

  1. Dulu waktu saya jadi staff.. sy "cuma" bisa memikirkan diri sy sendiri..
    Ketika sy jadi koordinator, sy memikirkan semua staff sy tp sy tidak bisa "berkehendak" scr penuh atas keputusan sy terhadap koordinator di bidang lain .. dan ketika saya menjadi ketua panitia anda tau apa yg akn sy lakukan ..

    Ibaratnya yg kaki nya kena air itu jakarta cm kebijakan untuk "menyamankan" jakarta itu ga cm dr jakarta
    . Kata tau bersama ..

    Ttp kuznudzon .. kontraktor bisa lebih "buruk" dr pejabat.. dan sy itu kontraktor dan tdk ada yg mendalangi sya ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas, ketika jadi ketua Panitia dia akan memikirkan semua urusan dan semua koordinator, sehingga mungkin koordinator tempat asalnya yang lama tidak dia perhatikan lagi karena urusan dan pekerjaan koordinator lain lebih banyak kurangnya dan lebih susah diatur...

      Delete
    2. iyaa,, bisa jadi ..

      Delete
  2. Setuju mas ali, semoga pencalonan ini cm sbg taktik politik PDIP dalam pemilu legislatif, semoga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke Mas... kita lihat saja nanti 9 April bagaimana...

      Delete
  3. Bung Ali... sejalan dengan saya. awal-awal Jokowi digadang gadang jadi untuk nyepres, saya sebagai warga jakarta berharap ia cuek dengan hal tersebut. saya masuk ke twitnya untuk memohon beliau bereskan jakarta yang dipenuhi birokrasi dan swasta korup. tapi begitu ada gelagat PDIP takut kehilangan momentum saya tidak lagi komen agar Jokowi tetap DKI1. nanti disangka saya bagian dari konspirasi anti capres. kita sudah senang bagaimana beliau menentang pengusaha2 yang ingin mengrogoti jakarta, membuat ciut aparat pemda yang selama ini memeras warganya. akan berbeda (kalau saja beliau jadi presiden) penanganannya kalau beliau ada dipusat untuk memantau jakarta. "Pupus Sudah Aku Mempunyai Gubernur Idaman" terus terang saat itu saya pilih beliau tapi tidak partainya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita lihat saja nanti 9 April bagaimana Mas Abdul Fatah, semoga yang "Terbaik" yang "menang"

      Delete
  4. maaf saya pgn tanya aja niih.. saya pngin tanya niih.. kita yg bekerja di DPU, apakah kita akan setor uang rakyat ke mereka para pejabat ? dan apakah DPU ituu tukang peras BUMN ? sehingga apakah lebih baik kita keluar dari kontraktor dan masuk ke DPU ? dan apakah itu sudah sistem,, apakah tender dukung itu juga aturan DPU ? kalau itu tidak benar, alhamdulillah sekali uang untuk anak istri kita yg bekerja di DPU halal.. apakah berarti pejabat tidak semua nya boneka dan dia lebih bersih dari kita yg bekerja di DPU ..
    saya tetap kus nudzon pada semua pekerjaan dan hati mereka para pejabat dan DPU..

    ReplyDelete
  5. tidak kah kalian lebih berbahagia jika orang yang hebat juga berguna untuk tetangga kalian ? lebih banyak orang yang merasakan .. dan solo sekarang bisa jadi akan dipimpin oleh beliau lagi .. orang solo legowo, kenapa kita tidak bisa ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat bahagia mas, apalagi memang sudah waktunya, kalo belum waktunya janganlah, kesannya kemaruk, hehe

      Delete

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.