Pengalaman Membaca "Bible" dan "Quran"

Kemarin sehabis liburan hari Natal, ketika di Bandara Soekarno-Hatta, saya iseng menuju tempat toko buku. Memang saya berniat mencari novel detektif yang berbahasa Inggris, maklum belajar buat naikin TOEFL, hehe. Setelah mendapati novel tersebut saya menuju ke kasir, tak disangka tak dinyana, ada sebuah buku terpampang di muka kasir, judulnya “The Koran”. “Wah apa gak salah lihat nih?” Batin saya.

Sembari sang kasir asik masyuk menghitung besaran tagihan, saya coba mengambil buku “The Koran” tersebut, ternyata isinya adalah terjemahan Kitab Suci Al Quran dalam bahasa Inggris. Kekagetan saya beralasan, Pertama, biasanya toko buku yang bertema bahasa inggris tidak lepas dari buku-buku yang bernuansa Kristen. Kedua, peletakan buku tersebut tepat di muka Kasir, kalo memang bukan best seller pasti ada arahan dari sang pemilik untuk menempatkannya disana.

sumber: amazon.com
Berbicara tentang Kitab Suci, biasanya berbicara tentang wahyu Tuhan. Namun siapa sih dari kita yang suka membaca atau bahkan mempelajari kitab suci agama lain dengan niat “Mencari Kebenaran”. Paling banter kita cari bahan bacaan di situs-situs yang sudah menjurus kearah kebencian. Situs-situs tersebut tidak jauh dari makian bahkan cercaan. Nah, apa pernah kita mencoba mempelajari Kitab-kitab tersebut dari sumber aslinya?

Apa saya bicara kejauhan ya? Wong baca kitab suci agama sendiri aja malesnya minta ampun, kok ini malah disuruh baca kitab suci agama lain, hehe.

Saya sekali waktu pernah menginap di hotel berbintang, saya tarik laci meja, saya temukan Kitab Injil atau Bible, karena tertarik, saya baca isinya. Pernah juga saya kunjungi situs semacam Kitab Injil  online, niat saya satu, mencoba memahami isi Kitab Injil dan mencari seberapa besar perbedaan antara Al Quran dan Injil. Outputnya Jangan ditanya ya? Karena belum kepikiran untuk nulis disini, masih jauh ilmunya, hehe.

Cuma, gara-gara pertemuan saya dengan buku “The Koran” ini saya jadi mengingat pengalaman saya dalam mencari apa itu “Kebenaran”. Karena hidayah itu hak Prerogatif Alloh SWT dan manusia hanya bisa berusaha semampunya, maka pertanyaan selanjutnya adalah Apakah kita selaku manusia yang bodoh dan haus dalam mencari apa itu “Kebenaran” sudah mencoba memahami dan mempelajari Agama-Nya dengan baik?

Manusia semacam saya ini cuma bisa berharap, semoga selalu bisa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami Al Quran dengan sebaik-baiknya, pun untuk teman-teman ku yang nonmuslim semoga diberikan kesempatan untuk mempelajari Kitab Suci Al Quran ini. Karena media saat ini sudah bermacam-macam dan banyak tersedia, dari mulai Buku cetak seperti “The Koran” yang isinya terjemahan Al Quran, atau bisa juga media online, seperti di salah satu contohnya ada di www.alquran-indonesia.com .

Kata Thomas Carlyle (Pemikir berkebangsaan Inggris):

Sekali-kali anda membaca Al-Qur’an dengan teliti, anda akan menyadari sifat-sifat uniknya. Keindahan Al-Qur’an sangat berbeda dengan karya sastra lainnya, Ia unik. Salah satu sifat khas dari Al-Qur’an yaitu ia tidak pernah dipalsukan.

Menurut pendapat dan kesimpulan saya, Al-Qur’an penuh dengan kebenaran dan ketulusan dari awal sampai akhir. Nabi Muhammad SAW mengajak manusia ke dalam kebenaran
.”

Related Posts:

0 Response to "Pengalaman Membaca "Bible" dan "Quran""

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.