Pengelolaan drainase dihadapkan pada isu-isu strategis yang menghambat pengembangan pengelolaan drainase terutama di perkotaan. Adapun isu-isu strategis yang menghambat pengembangan pengelolaan drainase terutama di perkotaan yakni sebagai berikut :
1. Dampak Perubahan Iklim (climate change)
Climate change merupakan salah satu isu global yang menjadi perhatian banyak pihak. Dampak dari climate change dapat dirasakan pada perubahan pola curah hujan yang semakin tidak teratur baik intensitas maupun musim.
2. Penurunan Permukaan Tanah
Penurunan permukaan tanah disebabkan oleh eksplorasi air tanah yang berlebihan terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Jakarta. Laju penurunan air tanah semakin cepat dikarenakan eksplorasi air tanah tidak seimbang dengan kemampuan untuk mengembalikan atau menyerapkan air kembali ke tanah.
Penurunan permukaan tanah disebabkan oleh eksplorasi air tanah yang berlebihan terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Jakarta. Laju penurunan air tanah semakin cepat dikarenakan eksplorasi air tanah tidak seimbang dengan kemampuan untuk mengembalikan atau menyerapkan air kembali ke tanah.
3. Perkembangan Kawasan Terbangun dan Perkotaan
Kawasan terbangun mencakup daerah hulu dan hilir semakin berkembang dan mengurangi luasan tanah sebagai penyerap air. Berkembangnya kawasan terbangun dan perkotaan menyebabkan meningkatnya limpasan air permukaan yang tidak dapat diserap kembali oleh tanah.
Kawasan terbangun mencakup daerah hulu dan hilir semakin berkembang dan mengurangi luasan tanah sebagai penyerap air. Berkembangnya kawasan terbangun dan perkotaan menyebabkan meningkatnya limpasan air permukaan yang tidak dapat diserap kembali oleh tanah.
4. Penurunan Kualitas Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kawasan perkotaan yang padat penduduk melahirkan sebagian kawasan kumuh, kotor dan kualitas lingkungan yang rendah disebabkan oleh ketidakdisiplinan penduduk dalam membuang air limbah dan sampah di saluran drainase.
Selama ini paradigma lama dalam pengelolaan drainase adalah mengalirkan secepat mungkin air ke saluran drainase terdekat atau badan air. Namun dengan adanya permasalahan baru khususnya terkait perubahan iklim dan mitigasi bencana, muncul paradigma baru yaitu menahan dan meresapkan air sebanyak mungkin ke tanah melalui sumur resapan, kolam retensi, ataupun yang lainnya.
Salah satu konsep yang sesuai dengan paradigma baru tersebut adalah konsep Ekodrainase, yaitu suatu konsep pengelolaan saluran drainase secara terpadu dan berwawasan lingkungan. Konsep inilah yang dikembangkan baik didunia Pendidikan ataupun Pemerintah saat ini demi mewujudkan Drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan. Secara garis besar konsep ini menjadikan prasarana drainase di wilayah kota berfungsi sebagai pengelola/pengendali air permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir, dan kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup.
Perkembangan kawasan perkotaan yang padat penduduk melahirkan sebagian kawasan kumuh, kotor dan kualitas lingkungan yang rendah disebabkan oleh ketidakdisiplinan penduduk dalam membuang air limbah dan sampah di saluran drainase.
Selama ini paradigma lama dalam pengelolaan drainase adalah mengalirkan secepat mungkin air ke saluran drainase terdekat atau badan air. Namun dengan adanya permasalahan baru khususnya terkait perubahan iklim dan mitigasi bencana, muncul paradigma baru yaitu menahan dan meresapkan air sebanyak mungkin ke tanah melalui sumur resapan, kolam retensi, ataupun yang lainnya.
Salah satu konsep yang sesuai dengan paradigma baru tersebut adalah konsep Ekodrainase, yaitu suatu konsep pengelolaan saluran drainase secara terpadu dan berwawasan lingkungan. Konsep inilah yang dikembangkan baik didunia Pendidikan ataupun Pemerintah saat ini demi mewujudkan Drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan. Secara garis besar konsep ini menjadikan prasarana drainase di wilayah kota berfungsi sebagai pengelola/pengendali air permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir, dan kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup.
Ekodrainase, Drainase yang berwawasan lingkungan |
Dalam konsep ekodrainase, air hujan tidak secepatnya dialirkan menuju sungai namun diresapkan atau ditampung terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun sumur resapan dan kolam retensi. Selain itu, konsep ekodrainase juga dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan penanganan sampah dan air limbah yang bertujuan memulihkan dan meningkatkan kualitas air saluran drainase perkotaan dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah atau air limbah yang masuk ke dalam saluran drainase. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas air yaitu pemasangan trash rack di saluran drainase, proses bioremediasi, serta kegiatan 3R (reduce, reuse, dan recycle) dan SANIMAS (Sanitasi Berbasis Masyarakat) di daerah tangkapan drainase.
Pengelolaan drainase berwawasan lingkungan harus dilakukan secara terpadu mulai dari bagian hulu, tengah, dan hilir. Dengan berubahnya paradigma ini diharapkan kita tidak lagi menganggap air sebagai ancaman atau bencana tetapi sebagai anugerah yang perlu dikelola dan dilestarikan dengan baik demi kelangsungan hidup generasi penerus kita. Perlu diingat bahwa alam ini bukan warisan nenek moyang tapi merupakan titipan untuk anak cucu kita kelak.
Pengelolaan drainase berwawasan lingkungan harus dilakukan secara terpadu mulai dari bagian hulu, tengah, dan hilir. Dengan berubahnya paradigma ini diharapkan kita tidak lagi menganggap air sebagai ancaman atau bencana tetapi sebagai anugerah yang perlu dikelola dan dilestarikan dengan baik demi kelangsungan hidup generasi penerus kita. Perlu diingat bahwa alam ini bukan warisan nenek moyang tapi merupakan titipan untuk anak cucu kita kelak.
SUMBER?
ReplyDelete