Pada awal tahun 2009, tepatnya tanggal 27 Maret, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras dengan intensitas hujan mencapai 80 mm dalam waktu 1,5 jam. Dampaknya terjadi luapan air yang berlebihan di bangunan pelimpas (spillway) dengan debit air sekitar 102 m³/det, sementara itu terjadinya luapan air dengan debit yang tinggi mengakibatkan spillway tergerus, semakin lama bangunan spillway tidak mampu lagi menahan dorongan air sehingga terjadi keruntuhan tanggul. Volume air sebanyak 2,1 juta meter kubik melimpas ke pemukiman penduduk yang berada didaerah hilir. Bencana ini merenggut korban jiwa sekitar 90an orang dan merusak ratusan rumah warga.
Bendungan Waduk Gintung |
Dalam Riwayatnya Situ Gintung merupakan danau kecil buatan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1932-1933. Fungsi situ pada saat itu sebagai waduk untuk pengairan ladang dan pertanian warga disekitar situ. Pada saat awal dibangun, luas danau ini mencapai 31 hektar dan mampu menampung 2,1 juta meter kubik air. Namun sejak tahun 1970-an Situ Gintung berubah fungsi menjadi tempat wisata. Di sekitar lokasi Situ Gintung dibangun kolam renang, tempat outbond, dan restoran untuk mendukung fungsi wisata ditambah saluran di bagian barat dan timur tertutup atau berkurang debitnya. Saluran yang pada awalnya dijadikan sebagai pengatur debit air situ dan pengairan sawah warga sudah beralih fungsi menjadi pabrik, pemukiman dan sekolah. Akibatnya Situ Gintung hanya mengandalkan spillway sebagai saluran pelimpas.
Disamping itu beberapa persoalan lain seperti kualitas air yang semakin buruk akibat tercemar bahan detergen dan sampah domestik dari permukiman di sekitar situ, terjadinya pendangkalan, dan tumbuhnya gulma air dan eceng gondok menambah beban berat pada bangunan spillway serta tidak adanya upaya perbaikan ataupun rehabilitasi dari sejak dibangun pada zaman Belanda menjadikan bangunan spillway tidak mampu lagi menahan beban dan akhirnya terjadi keruntuhan.
Disamping itu beberapa persoalan lain seperti kualitas air yang semakin buruk akibat tercemar bahan detergen dan sampah domestik dari permukiman di sekitar situ, terjadinya pendangkalan, dan tumbuhnya gulma air dan eceng gondok menambah beban berat pada bangunan spillway serta tidak adanya upaya perbaikan ataupun rehabilitasi dari sejak dibangun pada zaman Belanda menjadikan bangunan spillway tidak mampu lagi menahan beban dan akhirnya terjadi keruntuhan.
Tanggul Situ Gintung Jebol pada tahun 2009 |
Untuk tanggap darurat bencana Situ Gintung, baik Pemerintah maupun masyarakat saling gotong royong untuk membantu korban. Total dana yang terkumpul mencapai Rp. 10 milyar terdiri dari pemerintah pusat sejumlah Rp. 2 milyar dan masyarakat sejumlah hampir Rp. 7 milyar. Dana tersebut disalurkan kepada korban berupa bantuan umum berupa dapur umum, pakaian, selimut, obat-obatan dan rumah sementara bagi para pengungsi.
Kerusakan parah pada tanggul Situ Gintung memerlukan rehabilitasi total. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berupaya menata ulang kawasan Situ Gintung terutama pada daerah yang terdampak bencana. Pembangunan yang dilakukan antaralain pembuatan bendungan, penataan saluran pembuang air dari Situ Gintung menuju sungai Pesanggrahan dan pembangunan Monumen Situ Gintung dan Situ Center.
Kerusakan parah pada tanggul Situ Gintung memerlukan rehabilitasi total. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berupaya menata ulang kawasan Situ Gintung terutama pada daerah yang terdampak bencana. Pembangunan yang dilakukan antaralain pembuatan bendungan, penataan saluran pembuang air dari Situ Gintung menuju sungai Pesanggrahan dan pembangunan Monumen Situ Gintung dan Situ Center.
Citra Google Earth Waduk Gintung |
Perbaikan Situ Gintung baru dapat dimulai pada bulan Desember 2009 atau setelah 8 bulan dari peristiwa jebolnya Situ tersebut. Dibutuhkan proses yang cukup panjang untuk menyelesaikan berbagai penelitian, perencanaan waduk, perencanaan desain bendungan, perencanaan saluran pelimpas dan yang terakhir terkait penganggaran karena perlu persetujuan dari DPR RI. Semua proses ini perlu diselesaikan sebelum pelaksanaan pembangunan fisik bisa benar-benar dilakukan.
Anggaran yang disiapkan untuk membangun kebali Situ Gintung sebesar Rp 97 milyar. Lama pembangunan kurang lebih 1 tahun dengan menggunakan 2 tahun anggaran. Pembangunan meliputi pembuatan bendungan, penataan saluran pembuang air dari Situ Gintung menuju sungai Pesanggrahan dan pembangunan Monumen Situ Gintung dan Situ Center. Upaya pembangunan Situ Gintung secara lebih medetail akan dijelaskan dibawah ini:
1. Pembangunan Bendungan Gintung
Anggaran yang disiapkan untuk membangun kebali Situ Gintung sebesar Rp 97 milyar. Lama pembangunan kurang lebih 1 tahun dengan menggunakan 2 tahun anggaran. Pembangunan meliputi pembuatan bendungan, penataan saluran pembuang air dari Situ Gintung menuju sungai Pesanggrahan dan pembangunan Monumen Situ Gintung dan Situ Center. Upaya pembangunan Situ Gintung secara lebih medetail akan dijelaskan dibawah ini:
1. Pembangunan Bendungan Gintung
Pembangunan bendungan bertujuan untuk merehabilitasi dan merekonstruksi tanggul Situ Gintung yang sebelumnya telah runtuh. Pembangunan bendungan akan menciptakan daerah Situ seluas 23 Ha yang akan berfungsi sebagai pencegah banjir di daerah hilir dan juga berfungsi sebagai penyedia air baku di daerah Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, Pariwisata, Serta Konservasi Air Tanah.
Direncanakan debit rata-rata waduk tahunan mencapai 92,70 liter/detik. Tipe Bendungan tetap menggunakan tipe tanah urugan homogen dengan ditambah lapisan batu kali sebagai pelindung dari erosi dan menjaga kestabilan tanggul. Bangunan Pelimpah menggunakan tipe gergaji.
2. Penataan Kawasan Saluran Pembuang
Direncanakan debit rata-rata waduk tahunan mencapai 92,70 liter/detik. Tipe Bendungan tetap menggunakan tipe tanah urugan homogen dengan ditambah lapisan batu kali sebagai pelindung dari erosi dan menjaga kestabilan tanggul. Bangunan Pelimpah menggunakan tipe gergaji.
2. Penataan Kawasan Saluran Pembuang
Penataan kawasan saluran pembuang meliputi pembuatan saluran terbuka dengan dinding turap beton sepanjang kurang lebig 1,2 km dengan lebar 26 m. Disisi luar saluran pembuang terdapat jalan inspeksi yang berfungsi sebagai jalur untuk membantu pemelihara untuk menginspeksi saluran, selain itu juga difungsikan sebagai kawasan/tempat rekreasi bagi masyarakat.
Saluran Pembuang Waduk Gintung |
3. Monumen Situ Gintung
Monumen Situ Gintung adalah suatu tanda peringatan sebagai monumen mengenang para korban dari bencana runtuhnya Situ Gintung. Monumen ini dapat memberikan pesan bahwa manusia harus selalu bersikap hati-hati terhadap bahaya bencana khususnya bencana banjir akibat runtuhnya bendungan. Didalam bangunan monumen itu tertulis nama-nama yang menjadi korban bencana dan prasasti peresmian. Monumen ini juga berfungsi sebagai tempat wisata.
4. Situ Center
4. Situ Center
Situ Center adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan informasi tentang ‘situ-situ’ yang ada di Indonesia. Difungsikan sebagai sarana umum yang dapat digunakan oleh masyarakat. Luas bangunan sekitar 120 meter persegi. Bangunan satu lantai ini terdiri dari :
- Ruang Penerima Tamu dan Ruang Duduk.
- Ruang Pamer Foto dan Literatur.
- Ruang Perpustakaan yang dilengkapi dengan peralatan computer.
- Ruang Rapat.
- Fasilitas penjaga yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, yang memiliki akses tersendiri.
0 Response to "Situ Gintung, Sejarah dan Upaya Perbaikannya"
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan
Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.