Sebuah Kritik Terhadap Pendemo

Kemarin hampir semua jalan di Jakarta macet akibat Demo...

Dari jendela kantor terlihat antrian kendaraan di toll JORR yang sangat panjang, Katanya Toll cikampek ditutup, akibatnya teman yang ingin meluncur pulang tak bisa, dan tertahan di bandung. 

 

Ketika saya pulang melewati jalan kota pun sama, biasannya jalan itu macet biasa eh ini tumben-tumbennya macet full, dari keluar kantor sampai mau pulang kerumah, luar biasa, peluh keringat membasahi tubuh, bunyi klakson melengking membuat emosi naik, deru sepeda motor yang knalpotnya diganti menambah kepenatan yang memuncak, ditambah asap tebal yang menyeringai di hidung yang bisa menimbulkan aroma yang sangat “nikmat”.

Capek, Letih, Penat, Emosi


maunya apa? akibatnya apa?

Mas-mbak... bukannya saya tidak melihat niat baik kalian semua, namun selain saya dari dulu emang "kurang suka" sama cara seperti ini tapi saya juga teringat suatu Hadits:

"Pada suatu saat ada seseorang berjalan kemudian ia mendapatkan dahan duri di jalan itu kemudian ia menyingkirkannya, maka Allah memuji orang itu dan mengampuni dosa-dosanya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Jelas artinya bukan? ada duri saja disingkirkan eh ini malah nutupin jalan, banyak yang rugi kan? dan jangan salah loh banyak juga yang mendo'akan jelek kepada para pendemo, bukan karena mereka tidak melihat niat baik pendemo, tapi sudah terlanjur kesal dengan perlakuan pendemo terhadap pemakai jalan, apalagi sampai melakukan tindakan anarkis, merusak kendaraan, melempar batu, seringkali terjadi bentrok antar pendemo, ujung-ujungnya ya rusuh, wah itu mah sudah tindakan kriminal, kalau sudah begitu yang salah siapa? Ya pendemo juga kan.... niatnya baik tapi bila dilakukan dengan cara yang kurang baik akibatnya ya salah juga.

Bukannya penulis tidak berempati sama sekali terhadap pendemo, tapi coba kita lihat jauh kebelakang, banyak juga kok demo-demo yang baik, dilihat enak, kreatif, cara penyampaiannya bagus, mengundang orang bersimpati terhadap pesan yang diberikan oleh pendemo. Dan yang utama adalah tidak mengganggu pengguna jalan yang lain.

So... mau ada demonstrasi atau enggak itu terserah pendemo tapi yang penting cara penyampaiannya harus kreatif, inovatif, dan unik. Sehingga tidak melenceng dari tujuan awal yaitu menyampaikan aspirasi. Dan terakhir, hormatilah pengguna jalan yang lain, mereka berhak memakai jalan, meraka sudah ikut membayar pajak kepada negara, masak kita mau mendzolimi mereka juga, kasian rakyat yang sudah susah jangan ditambah susah dengan sikap egois kita.

Bekasi, 28 Januari 2012


Related Posts:

0 Response to "Sebuah Kritik Terhadap Pendemo"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.