Belajar Ikhlas Dari Seorang Juru Parkir

Suatu waktu saya berkesempatan bertemu dengan seseorang yang sederhana namun ikhlas. Orang itu adalah seorang juru parkir, usianya memang sudah tidak lagi muda namun gerakan sigapnya merapihkan sepeda motor yang terparkir didepan sebuah warung makan seakan menyiratkan pesan kepada yang lain bahwa usia boleh tua, kulit boleh keriput tapi semangat akan kerja keras dan berlaku baik tak pernah luntur dilekang waktu. Saat itu saya sedang melahap makanan dengan nikmatnya, maklum makan di solo memang penuh kenangan terutama dengan es tehnya yang manis dan kental menambah nikmat makan siang saat itu.

Ilustrasi Seorang Juru Parkir
Sumber gambar: http://kumbangjantan.wordpress.com/

Saya perhatikan wajah bapak itu sekali lagi, Nampak guratan keriput di wajah dan tangannya, rambutnya yang memutih ditutupi dengan topi biru yang warnanya sudah belel, warna kulitnya yang gosong menceritakan bahwa kehidupan bapak ini selalu lekat dengan sinar matahari yang panas dan terik. Namun disela-sela keringat yang mengalir di dahinya selalu tersemat senyuman ketika usai menerima bayaran dari pemilik motor, mungkin kehidupan bapak ini berat namun beliau seperti pasrah menerima kenyataan dan tetap memberikan yang terbaik untuk orang lain, bukankah orang baik itu pasti akan ditolong oleh Tuhan? Mungkin itulah prinsip yang dipegang oleh bapak ini.

Di Solo tahun 2007an tarif parkir motor sebesar Rp.500, usai membayar makanan di kasir saya mencari uang receh untuk diberikan ke bapak itu, saya cek dompet ternyata tidak ada Rp.500, yang ada uang selembar Rp.1000, biasanya bila tukang parkir diberi uang Rp.1000 jarang dikembalikan 500nya, itupun kalo tidak diminta tidak bakal dikasih, ya sudah apa boleh buat saya berikanlah uang Rp.1000 kepada bapak itu dengan berpikir bahwa tidak akan diberi kembalian.

Tiba-tiba selang beberapa saat ketika motor sudah dinyalakan dan saya bersiap memakai helmet tak disangka bapak ini menyerahkan kembalian 500nya, saya langsung terdiam, terenyuh, perasaan saya menjadi haru, disaat juru parkir lain tidak mau mengembalikan namun si bapak ini malah memilih mengembalikan yang bukan haknya, bahkan bapak ini dengan sigap membantu memundurkan motor saya sampai benar-benar bisa tegak diatas jalan. Saya pun tidak segan-segan menolak uang itu dan berkata ”sudah kembaliannya buat bapak saja” lalu bapak itu tersenyum sambil berucap “terima kasih”. Subhanalloh…

Dari kisah kecil diatas kita bisa petik banyak pelajaran:
  1. Kerja keras tidak mengenal usia, meskipun bapak itu sudah tidak muda namun selalu semangat melakukan yang terbaik untuk orang lain patut kita contoh.
  2. Kesabaran, bapak ini rela menjadi juru parkir yang diterpa dengan terik panas matahari dan pendapatan yang tidak seberapa namun bapak itu tetap istiqomah dan tegar. Mental ini yang jarang dimiliki oleh generasi muda zaman sekarang, tak terkecuali saya.
  3. Keikhlasan, mungkin bapak ini bisa saja tidak mengembalikan 500nya tapi beliau lebih memilih mengembalikan uang tersebut dengan ikhlas dan buah dari keikhlasannya itu adalah mendapat tambahan rejeki lagi sebesar Rp. 500 dari pemilik motor.
Kita bisa menilai perbedaan antara kebaikan orang yang ikhlas dengan yang suka merampas/mencuri, lihat perbedaannya, meskipun sama-sama mendapat Rp.1000 tapi jelas berbeda, Bisa jadi bila pemilik motor yang tidak ikhlas ketika dirampas haknya lalu berdoa agar ditimpa keburukan kepada bapak ini, bukankah Alloh SWT maha Adil? Bila tidak disegerakan balasannya di dunia maka akan ditangguhkan di Akhirat kelak. Dan betapa indahnya rezeki yang Alloh berikan kepada bapak ini dengan keikhlasannya ternyata Alloh memberikan ganjaran langsung kepada beliau berupa rezeki didunia yang disertai keikhlasan dari sang pemilik motor serta ditambah balasan kebaikan di Akhirat kelak, sungguh mudah-mudahan bapak ini termasuk orang yang beruntung. Semoga kita semua bisa menjadi orang yang ikhlas, Amin.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” (QS. Al Kahfi: 107-108)

Related Posts:

0 Response to "Belajar Ikhlas Dari Seorang Juru Parkir"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.