Ketika BBM Naik di Manado

Hari ini di Manado, Ongkos naik mikro (angkot) naik seribu padahal saya naik 2 kali untuk sampai kantor berarti saya harus bayar 2000 sekali jalan atau 4000 pulang-pergi. Barusan saya beli beras 2kg (untuk stok seminggu) naik 500/kg, berarti saya keluar duit lagi sebesar 1000. Begitu pula telur ayam, awalnya 1400/butir sekarang menjadi 1600/butir, jadi kalau saya beli 10 butir naik 2000. Kalau ketiga item tadi coba saya hitung, Ongkos naik mikro, 22 (hari kerja) x 4000 = Rp. 88.000 dan beras + telur, 4 (minggu) x (2000+1000) = Rp. 12.000, totalnya menjadi Rp. 100.000/bulan, Padahal itu hanya TIGA ITEM HARGA barang yang naik. kalau ada yang mau hitung item lain monggo...

Angkot Mikro di Manado
Sumber: tribunnews.com


Bayangkan, saat ini di pelosok Negeri Indonesia masih banyak rakyat yang hidupnya pas-pasan, ambil contoh seorang Guru honorer yang hanya bergaji Rp. 500.000/bulan, dengan segala beban hidup beliau tertatih berjalan, ditambah beban akibat barang-barang kebutuhan pokok pada naik semakin miris, kemana lagi mereka akan mencari hutang hanya untuk menyambung hidup hingga akhir bulan?

Sementara itu di FB berseliweran status mendukung kenaikan BBM, namun tidak sekedar mendukung tetapi mereka juga mencibir mahasiswa dan rakyat yang sedang berdemo memperjuangkan dicabutnya kenaikan harga BBM. Mereka mengejek seolah orang yang tidak mendukung naiknya BBM itu adalah orang yang dungu, bodoh dan tidak intelek. Dimana mata hatinya? Mungkin mereka golongan mampu yang berpikir naiknya BBM tidak ada artinya baginya? Atau mungkin mereka sudah tidak punya hati lagi karena sudah ternina-bobokan oleh gempurnya media?

Biarlah rakyat mengeluh, karena mereka memang sedang merasa kesusahan. Toh berpendapat sah-sah saja. Kalau memang tidak suka dengan keluhan orang yang sedang terbebani dengan naiknya BBM kenapa tidak kita bantu? Kenapa tidak membuat gerakan “Rp. 2000 untuk pengganti subsidi yang dicabut pemerintah”? Kenapa?

Kalau masalah FPI, buru-buru sekelompok orang ramai-ramai buat gerakan menolak, lucunya lagi ada gerakan 100 milyar orang untuk mendukung salah satu pemimpin daerah Negeri ini yang sedang didemo oleh warganya sendiri yang karena dukungan media, beritanya dibelokkan menjadi “sekelompok orang rasis melakukan demo anarkis menentang gubernur”!!!. Mereka yang begitu aktif membuat gerakan semacam ini tiba-tiba melempem ketika harga BBM naik, bahkan cuma bisa jadi “pembebek”, mungkin mereka sedang asik ternina-bobokan, mungkin.

Ahh.... Sudahlah, Hidayah itu datangnya dari Tuhan, kita mau bicara sampai berbusapun tidak akan bisa merubah keyakinan seseorang. Kita hanya bisa berdoa semoga semakin banyak Manusia yang bisa tersadar dari ilusi terhebat di dunia ini (baca: Media). Amin

Related Posts:

0 Response to "Ketika BBM Naik di Manado"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.