Ternyata Bensin Premium Itu Mahal

Kesal, Geram dan Marah, terdiam sejenak, mengelus dada dan berdo’a agar mereka dan kita Bisa dan Mau Berubah. Bagaimana tidak, dalam antrian panjang pada sebuah SPBU selalu didapati mobil-mobil mewah, Fortuner, Alphard, Camry, BMW sampai Mercedez Benz menggunakan “Penuang Bensin” warna kuning kedalam Tangki mobil mereka. Mereka menggunakan Bensin Premium yang notabenenya hanya untuk masyarakat TIDAK MAMPU yang memerlukan subsidi dari Pemerintah akan tetapi mereka malah ikut menikmati juga bensin premium tanpa punya rasa malu. Sungguh Terlalu.



Disisi lain ketika kusambangi Mall-mall besar dan elite di Jakarta seperti Senayan City, Grand Indonesia, Pondok Indah Mall, dll, kulihat orang-orang yang “mengaku” kaya makan direstoran mewah, beli baju mahal, tak lupa gonta ganti gadget, tak peduli harga yang mahal yang penting gaya hidup parlente, dari mulai ujung kaki sampai ujung rambut kepala berselimutkan barang-barang bermerk kelas atas. Seakan-akan duit yang diperoleh adalah hasil kerja keras sendiri tak ada urasan dengan orang lain bisa makan atau tidak, yang penting saya selalu terlihat gaya bila dipandang orang.

Padahal Premium bukanlah bensin murah, tetapi bensin dengan kualitas tinggi dengan nilai oktan 88 dan sudah tidak memakai timbal sehingga menghasil kualitas bensin yang baik, namanya saja Premium, dimana-mana yang bernama premium pasti termasuk kelas atas. Bila dibandingkan dengan Pertamax dangan nilai oktan 92 yang harga rata-rata (bisa lebih) mencapai Rp. 9.500 maka dengan hitungan perbandingan sederhana didapat harga bensin Premium seharusnya adalah Rp. 9.500 x 88/92 = Rp. 9087. Berarti pemerintah harus membayar Rp. 9.087 – Rp. 4.500 = Rp. 4.587/Liter.  Luarrrr Biasa.

Angka rupiah yang luar biasa tersebut diperparah dengan kenyataan hampir sebagian besar bensin Premium ternyata masuk ke mobil-mobil menengah ke Atas dan dipakai bukan untuk kebutuhan rakyat miskin tetapi dipakai oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Contoh kecilnya bagi pengendara sepeda motor sering menyalakan mesinnya ketika sedang mengantri untuk mengisi BBM atau ketika sedang lampu merah kita malas untuk mematikan mesin padahal detik lampu lalulintas warna merah masih menunjukkan angka diatas 25 detik. Memangnya apa sih sulitnya kita mendorong kendaran kita ketika maju antrian atau mematikan mesin kendaraan ketika detik masih diatas 25? Pastinya bukan sulit tapi Malas.


Contoh lain, bagi kendaraan roda empat/mobil sering kali hanya berlama-lama untuk terjebak macet, terlebih biasanya satu mobil paling hanya diisi oleh 1 atau 2 orang saja, Keperluannya hanya satu jam tapi terjebak macetnya bisa sampai berjam-jam. Kalau sudah begitu memangnya tidak membuang-buang bensin dengan sia-sia? Sudah beli yang murah, dipakai seenaknya bahkan sampai dibuang-buang (disia-siakan). Masya Alloh.

Bila dibandingkan dengan harga mobil mewah yang berharga ratusan juta sampai milyaran dengan biaya yang ditimbulkan dengan menggunakan pertamax sunggu tidak ada artinya. Misal dalam dua hari kita membutuhkan bensin premium sebesar Rp. 150.000, bila menggukanan pertamax maka selisihnya akan menghabiskan  Rp 150.000 x Rp 4.587 / Rp. 4.500 = Rp. 152.900/2 hari, dalam satu bulan = Rp 2.293.500 sedangkan dalam 1 tahun hanya Rp. 27.522.000, coba bandingkan dengan harga mobil Alphard yang baru bisa mencapai Rp. 1.000.000.000, maka Rp. 27.522.000 / Rp. 1.000.000.000 x 100% hanya 2,75%. Kecil Sekali.


Sepertinya memang budaya malu kita memang kurang atau memang hilang, kita malu dipandang orang miskin dan ingin selalu dipandang sebagai orang kaya namun disisi lain untuk membeli bensin premium yang diperuntukan hanya untuk orang yang tidak mampu, kita seperti orang yang tidak punya urat malu.

Kita bisa kalau kita mau. Indonesia adalah bangsa yang besar. Kalau masyarakatnya terus menerus seperti ini bukan tidak mungkin kita akan seperti “tikus mati kelaparan dilumbung padi”. Kita harus instropeksi. Kita harus berbenah. kita harus berubah. Perubahan kearah yang baik bukan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga Negara yang baik wajib ikut serta agar terciptanya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi Negara yang tangguh dan kuat perekonomiannya, menjadi Tuan dirumahnya sendiri.


Oleh karena itu kita putuskan hari ini akan selalu membeli Pertamax bila menggunakan Kendaraan Roda 4 ataupun kendaraan Roda 2 yang membutuhkan oktan tinggi, langkah ini sudah diikuti oleh banyak orang, sekarang pilihan ada di kita, mau atau tidak menjadi agen perubahan menuju Indonesia Baru.

Kita pastinya bangga memakai Pertamax. Bangga karena telah menjadi agen perubahan bagi Negara dan Bangsa Tercinta ini.

Hiduplah Tanah ku hiduplah Negeri ku, Bangsa ku Rakyat ku semuanya
Bangunlah Jiwa-nya… Bangunlah Badan-nya
Untuk INDONESIA RAYA…

INDONESIA RAYA Merdeka….Merdeka
Tanah ku… Negeri ku… yang kucinta

INDONESIA RAYA Merdeka….Merdeka
Hiduplah INDONESIA RAYA

Terima Kasih mice cartoon

Related Posts:

11 Responses to "Ternyata Bensin Premium Itu Mahal"

  1. Walau berubah itu tidak mudah dan enak, tapi kita harus berubah. Kalau kita sudh berani membeli kendaraan atau memakainya, ya sudah barang tentu konsekwensinya sudah harus mampu mebiayai semua ongkos pemakaiannya. Jangan mengambil milik yang tidk seharusnya yang Sob 1

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    ReplyDelete
  2. Maaf, artikel diatas tidak menyentuh masalah sesungguhnya..... angka harga Pertamax 9500 serta perkalian convert ke harga premium itu harga jual.... kok tidak dicek dulu harga HPP ( Harga Pokok Produksi ) dr kedua produk ?? Saya pernah lihat di berita (penjelasan dr mantan menko ekuin Kwik), bhw harga pokok produksi dari premium sebenarnya dibawah 1.000/liter ..plus..plus... distribusi, adm.... dll...dll... jual 2500/liter juga sudah untung ... wong minyak mentahnya nyedot dr dalam tanah ... harga industri adalah harga internasional(yg dipasang di pertamax), yg seharusnya tidak dimasukan sbg perbandingan apalagi komponen dalam APBN.. kalau memang ada subsidi, coba bukti nya mana? subsidi berarti membayar selisih harga dr perhitungan sdr diatas ... apa pernah Pemerintah bayar ke Pertamina ? TERNYATA.... yg disebut subsidi itu adalah ... Harga Internasional minus Harga lokal ( tanpa melihat HPP/biaya produksi sesungguhnya )... jadi Pemerintah bilang : " Ini saya ada BBM, kalau saya jual ke pasar Internatsional harganya 9500, tp ke lokal cuma 4500...saya rugi niyyy pdhl HPP cuma gak sampe 1500 ... ruginya dimana coba ??? )...Coba seluruh pemerhati masalah BBM mencari tahu mengenai akar permasalahan sesungguhnya dr BBM Bersubsidi ... jangan menulis masalah yang bisa memicu salah pengertian ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pada kenyataannya crude oil yg kita ambil dari perut bumi kita sendiri tetap dinilai dengan harga industri. emangnya pertamina yg melakukan eksplorasi? chevron, exxon, dll yg mengambilnya. lagi pula ladang minyak kita tidak banyak, hampir 60% crude oil itu kita impor dari timur tengah.

      Delete
    2. Katanya sih, orang "sukses" itu bukan sibuk meributkan masalah tapi mencari solusi dan melaksanakannya.

      Delete
    3. @anonymous yang paling atas
      Hitung2an anda mungkin memang benar, tapi itu jika Indonesia mampu memenuhi kebutuhan bbm nasional 100%. Dan perlu di ingat indonesia bukan lagi negara pengexpor minyak, melainkan pengimpor. Dan ketika kita mengimpor tentu rujukannya tentu saja harga minyak internasional. dan selisih harga impor itulah yang harus di subsidi dan menjadi beban APBN. tahun 2011 saja kita mengimpor minyak mentah senilai $11,5 milyar dan itu meningkat ditiap tahunnya. Apakah ini tidak anda perhitungkan? be a smart dude...

      Delete
  3. sepertinya artikel ditulis oleh kroni pejabat yang tidak mau eksplorasi crude oil oleh bangsa ini.:)

    ReplyDelete
  4. vespa tuaku tahun 1976 aja sering minum pertamax, masa mobil mewah minumnya premium

    sungguh memalukan

    ReplyDelete
  5. harga premium dengan harga pertamax beda jauuuh, konon karena premium di subsidi.
    saya sampai sekarang masih heran kenapa bukan pertamax aja yang disubsidi sekalian. dengan disubsidi 3/4 atau 1/2 dari subsidi premium saya yakin orang akan jauuuh lebih banyak yang memilih pertamax daripada dengan kondisi harga saat ini

    ReplyDelete
  6. Hehehe, terima kasih yang sudah pada komen,.. maklum ilmu saya cetek, jadi kalo saya sih lebih suka melakukan tindakan nyata dibanding hanya meributkan masalah dan ujung-ujungnya hanya masuk kuping kiri keluar kuping kanan,..

    Orang-orang sukses yang telah berjuang dan berkorban untuk kemajuan bangsa dan negara memberikan sumbangsih dengan memberikan ilmu dan kerja keras mereka di bidang yang mereka tekuni masing-masing... gak kelamaan meributkan masalah dan saling menyalahkan tetapi selalu berpikir inovasi dan solusi terbaik, gagal atau keliru itu soal biasa, tapi tak pernah melakukan tak akan pernah tahu salah atau benar...

    yuk berubah... langkah kecil ini sudah saya coba, bagaimana dengan anda? pasti lebih luar biasa

    ReplyDelete
  7. kalau BBM subsidi hanya untuk motor, terus mobil kelas menengah-bawah pakai solar, untuk golongan lain pakai bbm non-subsidi.. kira2 apa yang terjadi ya??

    tapi sebenarnya Indonesia ini kebangetan sih..minyak mentah dijual, terus beli minyak yang sudah jadi..secara ekonomis memang mungkin memberikan kontribusi yang lebih baik..tapi mbo ya harusnya punya kebangaan atas produk kalau membuat sendiri loo..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kalo mobil mesin bensin dipakein solar ntar mogok dong hehe...

      makanya, pemerintah salah tapi kita-kita ini juga punya andil besar, g perlu ribut-ribut mempermasalahkan yang kita sendiri sulit merubahnya, yang mudah bagaimana? ya merubah diri kita sendiri dulu, keluarga dan lingkungan, itu dulu aja, caranya bagaimana, ya pakai kendaraan umum, kalo terpaksa ya pake pertamax, trus pakenya juga diirit-irit, nah insya Alloh kalo kita bisa mengubah diri sendiri baru bisa mengubah negara,.. betul tidak?

      Delete

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.