Dalam ku tatap foto ini
Ada semburat bahagia yang terpatri
Dari senyuman yang tersemat di kedua pipi
Cinta yang begitu menggebu dari hati
Ada semburat bahagia yang terpatri
Dari senyuman yang tersemat di kedua pipi
Cinta yang begitu menggebu dari hati
Rupanya sudah lama sekali
Aku tak membuatkanmu seuntai puisi
Kata-kata indah nan memuji
Sampai laba-laba pun bosan menanti
Maafkan aku sayang
Bukan aku tak mau bersajak
Kadang lelaki punya ego sendiri
Atau malas barangkali
Hari ini ku buat sebuah puisi
Puisi tentang betapa bodohnya diri ini
Yang suka tak menyadari
Bahwa kau wanita tercantik di muka bumi
Hari ini sudah dua tahun kita bersama
Mencoba menorehkan cerita
Mendayung bahtera cinta
Merangkai bingkai asmara
Namun aku masih merasa malu
Berlaku layaknya suami baik sering tak becus
Menjadi imam pun kadang aku tak mampu
Apalagi nanti menjadi ayah bagi anak-anak mu
Engkau inginkan lelaki yang romantis
Yang membawa sekuntum bunga dan sebait puisi
Malah dipertemukan dengan diriku
Yang seringkali asik sendiri, dingin dan acuh
Duhai belahan jiwaku
Maafkan kedunguanku
Yang tak mampu berlaku
Seperti yang engkau mau
Sudah dua tahun kita bersama
Itu berarti sudah 730 hari kita berupaya
Membangun keluarga sakinah mawadah warohmah
Namun aku merasa belum memberikan apa-apa
Tapi... lekukan senyum di bibir mu
Mampu menghadirkan semangat
Mampu membakar Api cinta
Agar terus membara di dada
Aku ingin terus bersamamu
Tawa, tangis, canda, bahagia selalu dengan mu
Mengecup keningmu sebelum tertidur
Hingga rambut menipis dan otak memikun
Ada satu kalimat yang ingin ku ucap ketika malaikat maut menyapa,
Seusai menggenapi syahadat,
Aku ingin berkata lirih ditelinga mu,
Sayang, Aku cinta Padamu selamanya
09 12 2012 – 09 12 2014
Manado, 09 Desember 2014
Aku tak membuatkanmu seuntai puisi
Kata-kata indah nan memuji
Sampai laba-laba pun bosan menanti
Maafkan aku sayang
Bukan aku tak mau bersajak
Kadang lelaki punya ego sendiri
Atau malas barangkali
Hari ini ku buat sebuah puisi
Puisi tentang betapa bodohnya diri ini
Yang suka tak menyadari
Bahwa kau wanita tercantik di muka bumi
Hari ini sudah dua tahun kita bersama
Mencoba menorehkan cerita
Mendayung bahtera cinta
Merangkai bingkai asmara
Namun aku masih merasa malu
Berlaku layaknya suami baik sering tak becus
Menjadi imam pun kadang aku tak mampu
Apalagi nanti menjadi ayah bagi anak-anak mu
Engkau inginkan lelaki yang romantis
Yang membawa sekuntum bunga dan sebait puisi
Malah dipertemukan dengan diriku
Yang seringkali asik sendiri, dingin dan acuh
Duhai belahan jiwaku
Maafkan kedunguanku
Yang tak mampu berlaku
Seperti yang engkau mau
Sudah dua tahun kita bersama
Itu berarti sudah 730 hari kita berupaya
Membangun keluarga sakinah mawadah warohmah
Namun aku merasa belum memberikan apa-apa
Tapi... lekukan senyum di bibir mu
Mampu menghadirkan semangat
Mampu membakar Api cinta
Agar terus membara di dada
Aku ingin terus bersamamu
Tawa, tangis, canda, bahagia selalu dengan mu
Mengecup keningmu sebelum tertidur
Hingga rambut menipis dan otak memikun
Ada satu kalimat yang ingin ku ucap ketika malaikat maut menyapa,
Seusai menggenapi syahadat,
Aku ingin berkata lirih ditelinga mu,
Sayang, Aku cinta Padamu selamanya
09 12 2012 – 09 12 2014
Manado, 09 Desember 2014
Wow, romantisnya Aliii.. Betewe happy anniversary yang kedua yaa Ali dan Istri, sakinah dan bahagia selalu sampai kakek nenek, :)
ReplyDeletewah jadi malu dibaca sama yang lain hehe...
DeleteMudah-mudahan kamu juga bisa cepat menyusul dan terima kasih atas doanya...
Gokiiiiiiilllll...... keren Pak puisinya, ternyata bisa bikin puisi. hehehe
ReplyDeleteDulunya mantan pujangga kelas teri Pak Nobel hehe, sekarang udah residivis,
DeleteYa tapi lumayan lah masih bisa sedikit-sedikit hehe