Berita pemurtadan akhir-akhir ini mengusik rasa penasaran saya terhadap perkembangan Muslim di Indonesia, beberapa data yang dirilis oleh Pemerintah Indoensia, dalam hal ini BPS, mengungkapkan fakta yang mengejutkan, di satu sisi terlihat perkembangan Islam yang dibawah 10% sementara itu perkembangan Kristen Protestan justru mencapai 12,42% dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Apakah kita perlu khawatir terhadap hal ini? Atau justru inilah momen yang tepat untuk menuju kejayaan Islam yang akan bangkit dari “Timur”?
Sebelum berbicara lebih jauh, berikut ini saya telah sarikan dari data BPS tahun 1985, 1990, 2000, 2005 dan 2010 tentang jumlah penganut agama-agama di Indonesia:
Dari data diatas terlihat pertumbuhan Islam fluktuatif, pernah mencapai 13,57% pada tahun 2000 namun juga pernah hanya 6,47% pada tahun 2005. Sementara itu Kristen Protestan pada tahun 1990 hanya mengalami pertumbuhan 2,14% namun di tahun 2010 terjadi kenaikan yang signifikan sampai 33,76%, Luar biasa.
Pertumbuhan Kristen yang fantastis ini jika hanya mengandalkan kelahiran anak tentu tidak akan mencapai angka tersebut karena rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia tidak sampai 10% dalam 25 tahun terakhir. Jadi darimana lagi? Pertama, bisa jadi dahulu BPS melakukan kesalahan pencatatan sensus dengan berbagai motif. Kedua, bisa jadi ini adalah bukti bahwa semakin masifnya gerakan “dakwah” mereka kepada para penganut agama lain. Keberhasilan ini tentunya perlu disikapi dengan bijaksana. Meskipun sebagian dilakukan dengan cara-cara yang tidak fair, seperti memaksa dan membujuk dengan bantuan makanan/uang, tapi sebagian lain dilakukan dengan cara yang lebih sistematis seperti pernikahan.
Ada data menarik yang disampaikan oleh hafidzary dalam blognya, terkait data perpindahan agama-agama di Indonesia jika dilihat dari pendidikan pemeluknya pada tahun 2013. Berikut tampilan datanya:
Berdasarkan data tersebut, kepindahan keyakinan menjadi Islam yang berpendidikan tinggi (SMA,D3, S1, S2, dan S3) mencapai 93% sedangkan kepindahan keyakinan menjadi Kristen (Protestan dan Katolik) yang berpendidikan rendah (dibawah SMA) mencapai 78% !!!.
Data ini bukan bermaksud melecehkan umat beragama lain khususnya Umat Kristiani, namun tulisan ini sepenuhnya adalah upaya untuk menyadarkan bagi kami, Umat Muslim, yang masih memiliki banyak persoalan contohnya adalah kemiskinan dan pendidikan. Kemiskinan yang mendera sebagian muslim seharusnya bisa teratasi dengan adanya Pembagian Zakat, Infaq dan Shodaqoh yang adil dan merata. Fakta dilapangan sebagai contoh kasus, Pemotongan Hewan Qurban pada saat Idul Adha masih terpusat di kota-kota besar.
Alternatifnya adalah, kita sebagai Umat Muslim harus lebih memperhatikan saudara-saudara kita yang masih tertinggal baik pendidikannya maupun pendapatannya, salah satu cara yang paling mudah adalah memanfaatkan lembaga-lembaga filantropis yang sudah menjamur di Indonesia, diantaranya yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, PKPU, ACT, Wakaf Quran dan lain sebagainya. Lembaga-lembaga ini dibeberapa kegiatan sering menjangkau ke daerah-daerah terpencil yang rawan Akidah.
Dengan data diatas juga sebetulnya kita berbahagia karena semakin banyak yang memeluk Agama Islam dengan motif pencarian kebenaran yang sesungguhnya, lihat saja ada lebih dari 90% masuk Islam dari kalangan yang berpendidikan tinggi. Dibeberapa kesempatan, banyak pula Pendeta yang notabenenya adalah “Ustad”nya Agama Kristen namun karena telah menemukan hidayah akhirnya memeluk Islam dan malah ikut dibarisan pembela Agama ini. Salah satu contoh adalah Bernadus Doni (Sekarang Ustad Abdul Jabbar), Yahya Yopie Waloni (sekarang Dr. Muhammad Yahya Waloni), dan Syamsul Arifin Nababan. Selain nama-nama yang disebutkan masih banyak nama lain yang membuat kita semakin percaya bahwa beragama yang benar itu tidak hanya berdasarkan dengan Keyakinan belaka tetapi harus didukung oleh pembuktian dan logika nalar yang benar. Oleh karenanya, Banyak kalangan yang berpendidikan tinggi berbondong-bondong untuk menjadi pemeluk Agama Islam.
Di akhir tulisan ini, kita sebagai umat muslim, tidak perlu risau akan pertumbuhan agama lain yang lebih besar (dari segi angka) karena Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa:
“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang: Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu? Beliau bersabda: Mencintai dunia dan takut mati”. (HR. Abu Dawud no. 4297)
Hadits diatas Justru menjelaskan bahwa banyaknya jumlah bukanlah menjadi penentu kejayaan Islam karena sifat wahn (Mencintai dunia dan takut mati) telah merebak. Namun dibalik itu semua Alloh SWT telah menjanjikan akan kebangkitan Umat Islam dari “Timur” sesuai sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
“Dari Abdullah RA dia berkata "ketika kami sedang bersama sama Rasullah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan putera dari Bani Hasyim. Apabila baginda melihat mereka, tiba-tiba air matanya berlinang dan wajahnya berubah. Abdullah berkata, aku bertanya "Kami melihat sesuatu yang tidak kamu senangi pada wajahmu?" maka baginda menjawab "Kami adalah Ahlulbait yang Allah telah memilih bagi kami kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. sesungguhnya ahli keluargaku, sepeninggalku nanti akan menerima bencana pengusiran dan pembuangan. sehingga datanglah suatu KAUM DARI ARAH TIMUR yang membawa panji panji hitam. mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya. lalu mereka berjuang dan menang. lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerimanya sehingga mereka menyerahkan kepemimpinan itu kepada salah seorang lelaki dari ahli keluargaku. Dia memenuhinya dengan berbuat adil, seperti sebelumnya yang dipenuhi dengan kezaliman. Barang siapa diantara kamu semua yg menjumpai hal hal tersebut, hendaklah dia mendatangi mereka walaupun terpaksa merangkak diatas salju.” (HR Al Hakim & Ibnu Majah)
Bisa jadi wilayah “Timur” itu adalah Indonesia. Dengan jumlah pemeluk mencapai lebih dari 207 juta orang menjadikan Indonesia sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di Dunia. Selain itu, Indonesia juga diberikan Kuota haji terbanyak oleh Arab Saudi hingga mencapai 150.000-200.0000 pertahun. Maka sudah sewajarnya Muslim di Indonesia bangkit mewujudkan Islam sebagai Agama yang Rahmatan lil ‘alamin, Rahmat bagi alam semesta.
Yang jadi pertanyaannya adalah, Kita bersama golongan yang mana ketika Islam akan bangkit dan berjaya? Apakah di Golongan pembela dan berusaha menjalani ajaran Islam dengan taat? Atau berada di Golongan munafik, yakni ketika Islam disudutkan malah ikut mencaci sementara ketika Islam mencoba tegak dengan syariatnya (misal, Perda Syariah) malah ikut membenci? Atau malah di Golongan penentang yang secara terang-terangan tidak Sholat, tidak Puasa, tidak zakat dan mendukung gerakan yang dilancarkan oleh musuh Islam? Itu semua hati kita masing-masing yang bisa menjawab.
Semoga kita bisa ditempatkan oleh Alloh SWT untuk berada diantara Golongan yang berusaha memeluk Islam dengan Taat, Amin.
Sumber Referensi:Persentase Pemeluk Islam di Tiap Provinsi di Indonesia sumber: http://hispeaceuponus.com/2009/10/21/islam-in-indonesia |
Data Pemeluk Agama di Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk sumber: http://www.bps.go.id |
Pertumbuhan Kristen yang fantastis ini jika hanya mengandalkan kelahiran anak tentu tidak akan mencapai angka tersebut karena rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia tidak sampai 10% dalam 25 tahun terakhir. Jadi darimana lagi? Pertama, bisa jadi dahulu BPS melakukan kesalahan pencatatan sensus dengan berbagai motif. Kedua, bisa jadi ini adalah bukti bahwa semakin masifnya gerakan “dakwah” mereka kepada para penganut agama lain. Keberhasilan ini tentunya perlu disikapi dengan bijaksana. Meskipun sebagian dilakukan dengan cara-cara yang tidak fair, seperti memaksa dan membujuk dengan bantuan makanan/uang, tapi sebagian lain dilakukan dengan cara yang lebih sistematis seperti pernikahan.
Ada data menarik yang disampaikan oleh hafidzary dalam blognya, terkait data perpindahan agama-agama di Indonesia jika dilihat dari pendidikan pemeluknya pada tahun 2013. Berikut tampilan datanya:
Data Perpindahan Agama di Indonesia berdasarkan Pendidikan sumber: https://hafidzary.wordpress.com |
Berdasarkan data tersebut, kepindahan keyakinan menjadi Islam yang berpendidikan tinggi (SMA,D3, S1, S2, dan S3) mencapai 93% sedangkan kepindahan keyakinan menjadi Kristen (Protestan dan Katolik) yang berpendidikan rendah (dibawah SMA) mencapai 78% !!!.
Data ini bukan bermaksud melecehkan umat beragama lain khususnya Umat Kristiani, namun tulisan ini sepenuhnya adalah upaya untuk menyadarkan bagi kami, Umat Muslim, yang masih memiliki banyak persoalan contohnya adalah kemiskinan dan pendidikan. Kemiskinan yang mendera sebagian muslim seharusnya bisa teratasi dengan adanya Pembagian Zakat, Infaq dan Shodaqoh yang adil dan merata. Fakta dilapangan sebagai contoh kasus, Pemotongan Hewan Qurban pada saat Idul Adha masih terpusat di kota-kota besar.
Alternatifnya adalah, kita sebagai Umat Muslim harus lebih memperhatikan saudara-saudara kita yang masih tertinggal baik pendidikannya maupun pendapatannya, salah satu cara yang paling mudah adalah memanfaatkan lembaga-lembaga filantropis yang sudah menjamur di Indonesia, diantaranya yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, PKPU, ACT, Wakaf Quran dan lain sebagainya. Lembaga-lembaga ini dibeberapa kegiatan sering menjangkau ke daerah-daerah terpencil yang rawan Akidah.
Dengan data diatas juga sebetulnya kita berbahagia karena semakin banyak yang memeluk Agama Islam dengan motif pencarian kebenaran yang sesungguhnya, lihat saja ada lebih dari 90% masuk Islam dari kalangan yang berpendidikan tinggi. Dibeberapa kesempatan, banyak pula Pendeta yang notabenenya adalah “Ustad”nya Agama Kristen namun karena telah menemukan hidayah akhirnya memeluk Islam dan malah ikut dibarisan pembela Agama ini. Salah satu contoh adalah Bernadus Doni (Sekarang Ustad Abdul Jabbar), Yahya Yopie Waloni (sekarang Dr. Muhammad Yahya Waloni), dan Syamsul Arifin Nababan. Selain nama-nama yang disebutkan masih banyak nama lain yang membuat kita semakin percaya bahwa beragama yang benar itu tidak hanya berdasarkan dengan Keyakinan belaka tetapi harus didukung oleh pembuktian dan logika nalar yang benar. Oleh karenanya, Banyak kalangan yang berpendidikan tinggi berbondong-bondong untuk menjadi pemeluk Agama Islam.
Di akhir tulisan ini, kita sebagai umat muslim, tidak perlu risau akan pertumbuhan agama lain yang lebih besar (dari segi angka) karena Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa:
“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang: Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu? Beliau bersabda: Mencintai dunia dan takut mati”. (HR. Abu Dawud no. 4297)
Hadits diatas Justru menjelaskan bahwa banyaknya jumlah bukanlah menjadi penentu kejayaan Islam karena sifat wahn (Mencintai dunia dan takut mati) telah merebak. Namun dibalik itu semua Alloh SWT telah menjanjikan akan kebangkitan Umat Islam dari “Timur” sesuai sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
“Dari Abdullah RA dia berkata "ketika kami sedang bersama sama Rasullah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan putera dari Bani Hasyim. Apabila baginda melihat mereka, tiba-tiba air matanya berlinang dan wajahnya berubah. Abdullah berkata, aku bertanya "Kami melihat sesuatu yang tidak kamu senangi pada wajahmu?" maka baginda menjawab "Kami adalah Ahlulbait yang Allah telah memilih bagi kami kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. sesungguhnya ahli keluargaku, sepeninggalku nanti akan menerima bencana pengusiran dan pembuangan. sehingga datanglah suatu KAUM DARI ARAH TIMUR yang membawa panji panji hitam. mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya. lalu mereka berjuang dan menang. lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerimanya sehingga mereka menyerahkan kepemimpinan itu kepada salah seorang lelaki dari ahli keluargaku. Dia memenuhinya dengan berbuat adil, seperti sebelumnya yang dipenuhi dengan kezaliman. Barang siapa diantara kamu semua yg menjumpai hal hal tersebut, hendaklah dia mendatangi mereka walaupun terpaksa merangkak diatas salju.” (HR Al Hakim & Ibnu Majah)
Bisa jadi wilayah “Timur” itu adalah Indonesia. Dengan jumlah pemeluk mencapai lebih dari 207 juta orang menjadikan Indonesia sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di Dunia. Selain itu, Indonesia juga diberikan Kuota haji terbanyak oleh Arab Saudi hingga mencapai 150.000-200.0000 pertahun. Maka sudah sewajarnya Muslim di Indonesia bangkit mewujudkan Islam sebagai Agama yang Rahmatan lil ‘alamin, Rahmat bagi alam semesta.
Yang jadi pertanyaannya adalah, Kita bersama golongan yang mana ketika Islam akan bangkit dan berjaya? Apakah di Golongan pembela dan berusaha menjalani ajaran Islam dengan taat? Atau berada di Golongan munafik, yakni ketika Islam disudutkan malah ikut mencaci sementara ketika Islam mencoba tegak dengan syariatnya (misal, Perda Syariah) malah ikut membenci? Atau malah di Golongan penentang yang secara terang-terangan tidak Sholat, tidak Puasa, tidak zakat dan mendukung gerakan yang dilancarkan oleh musuh Islam? Itu semua hati kita masing-masing yang bisa menjawab.
Semoga kita bisa ditempatkan oleh Alloh SWT untuk berada diantara Golongan yang berusaha memeluk Islam dengan Taat, Amin.
⦁ Http://www.bps.go.id
⦁ Cholil, Suhadi dkk. 2009. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama Di Indonesia. Sekolah Pascasarjana UGM:Yogyakarta.
⦁ https://hafidzary.wordpress.com/2014/01/12/1386/
⦁ http://www.islamedia.co/2014/12/tulisan-salim-fillah-ini-menyentak.html
0 Response to "Kebangkitan Islam dari Indonesia?"
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan
Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.