Muhajirin, sebuah kata yang sudah tak asing di telinga. Nama Al-Muhajirin mungkin sudah menjadi nama bagi ribuan masjid di tanah air diantara 800.000 lebih Masjid (termasuk Mushola) di Indonesia. Semenjak pindah ke Manado, saya pun bertemu lagi dengan Masjid yang bernama Al Muhajirin. Terletak di daerah pedesaan, diantara rumah penduduk yang mayoritas beragama Kristen. Masjid Al Muhajirin ini bagai oase diantara deretan Gereja yang berjejer rapat di sepanjang jalan-jalan Kota Manado.
Masjid Al-Muhajirin, Sukur, Minahasa Utara |
Begitulah Manado, salah satu Kota di Indonesia yang berpenduduk mayoritas Kristen. Disini tak sulit menemukan Gereja. Bahkan bisa dibilang melebihi rapatnya Masjid yang satu dengan Masjid lainnya di Jawa. Sebaliknya, Masjid menjadi bangunan yang langka. Wajar memang, karena sejak berabad silam, Bangsa eropa telah singgah disini dan menyebarkan ajaran Kristen. Maka tak heran, saat ini Kota Manado dan Kabupaten Minahasa disekitarnya menjadi wilayah dengan mayoritas umat kristen. Di Kota Manado sendiri terdapat 62% penduduknya (> 250.000 orang) beragama Kristen (menurut Survei BPS Tahun 2010).
Kembali ke Masjid (bukan ke laptop hehe). Masjid Al-Muhajirin ini menjadi Masjid yang terdekat dari kantor, jaraknya sekitar hampir 2 Km. Meskipun begitu, tiap hari Jumat saya dan kawan-kawan muslim sekantor selalu tak absen untuk ibadah Sholat Jumat disana.
Sebetulnya tidak ada yang istimewa dari Masjid ini. Sederhana, tidak kecil tapi juga tidak besar, mayoritas bercat warna putih, hijau muda dan bergaris-garis oranye. Namun diantara kesederhanaannya itu, terdapat satu kebiasaan yang jarang didapati di Masjid-masjid lain. Kebiasaannya adalah penyampaian sebuah Hadis Nabi ketika menjelang Azan.
Ya, hanya sebuah Hadis. Hadis yang mengingatkan kepada segenap Jamaah untuk diam ketika Sang Khotib sedang berkhotbah. Mengapa saya anggap ini spesial?, karena kita bisa lihat sendiri (atau mungkin kita sering melakukannya dengan segaja atau tanpa disengaja) realitas di sekitar. Ketika Khotib sedang berkhotbah tak jarang kita dapati dibarisan jamaah paling belakang (atau bahkan didepan) meracau, mengobrol, bahkan sampai bisa dibilang “membuat gaduh”. Padahal jelas Nabi Muhammad telah bersabda bahwa memberitahu supaya diam saja dilarang, apalagi berbicara, bercakap dan membuat kegaduhan!
Masjid Al-Muhajirin |
Di Masjid Al-Muhajirin ini, Ketika waktu Ibadah sholat Jumat tiba, sebelum Azan dikumandangkan, seorang “bilal” berdiri kemudian menyampaikan sebuah Hadis dalam bahasa Arab dengan fasih dan tak lupa disampaikan pula terjemahannya. Bilal tersebut dengan lantang menyampaikan sebuah Hadis riwayat Abu Hurairah Ra.:
“Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Bila engkau berkata kepada temanmu, "Diam!", pada hari jumat, saat imam berkhotbah, maka engkau benar-benar berbicara sia-sia.” (HR. Muslim No. 1404).
Bilal pun menutup himbauannya dengan Azan yang syahdu. AllohuAkbar… AllohuAkbar…
Jadi, masihkah kita sibuk sendiri saat Khotib sedang berkhotbah?
Salman al Farisi berkata, “Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jum’at kemudian bersuci sesuai kemampuannya kemudian mengenakan minyak rambut kemudian menggunakan wewangian/parfum dari rumahnya. Lalu berangkat menuju mesjid dan tidak memisahkan dua orang yang duduk. Kemudian sholat sebanyak yang dia mampu. Lalu diam mendengarkan ketika imam berkhotbah melainkan akan diampuni dosanya diantara Jum’at dan Jum’at yang lain.” (HR. Bukhori No. 883)
“Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Bila engkau berkata kepada temanmu, "Diam!", pada hari jumat, saat imam berkhotbah, maka engkau benar-benar berbicara sia-sia.” (HR. Muslim No. 1404).
Bilal pun menutup himbauannya dengan Azan yang syahdu. AllohuAkbar… AllohuAkbar…
Jadi, masihkah kita sibuk sendiri saat Khotib sedang berkhotbah?
Salman al Farisi berkata, “Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jum’at kemudian bersuci sesuai kemampuannya kemudian mengenakan minyak rambut kemudian menggunakan wewangian/parfum dari rumahnya. Lalu berangkat menuju mesjid dan tidak memisahkan dua orang yang duduk. Kemudian sholat sebanyak yang dia mampu. Lalu diam mendengarkan ketika imam berkhotbah melainkan akan diampuni dosanya diantara Jum’at dan Jum’at yang lain.” (HR. Bukhori No. 883)
0 Response to "Mengapa Berisik Saat Sholat Jumat?"
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan
Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.