Mahasiswa FKG Dr. Moestopo Meminta Keadilan

Hari Rabu, 16 Januari 2013, segenap mahasiswa, dosen, karyawan dan alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) atau UPDM (B) melakukan unjuk rasa menuntut dilengserkannya dekan FKG dan jajarannya lantaran telah bertindak sewenang-wenang dalam menggunakan Jabatanya, salah satu tindakan sewenang-wenangnya yaitu adanya pemberhentian secara sepihak terhadap empat orang dosen pengajar FKG universitas Dr. Moestopo.


Apakah Cuma itu? Ternyata tidak, banyak berbagai masalah yang telah terjadi dan telah sejak lama dikeluhkan oleh pihak dosen maupun dari mahasiswa, namun sikap yang kurang bersahabat dari jajaran dekan membuat mahasiswa, dosen dan alumni tidak puas karena tidak adanya penyelesaian masalah yang kongkrit, akhirnya tercetusnya demo untuk menuntut keadilan.

Permasalahan yang terjadi antara lain: 

- Arogansi Pihak Dekanat.

Pihak dekanat telah melakukan tindakan arogansi dengan tidak menyediakan ruang untuk berdiskusi dalam rangka memperbaiki sistem perkuliahan dan perbaikan terhadap faisilitas kampus. Dampak dari sikap arogansi tersebut yaitu pemecatan empat orang dosen pengajar FKG universitas Dr. Moestopo.

- Fasilitas Kampus

Fasilitas Kampus yang tidak kunjung diperbaharui padahal fasilitas yang ada sudah usang dan tidak layak dijadikan fasilitas kampus. Dilain sisi mahasiswa telah membayar mahal untuk dapat bersekolah ditempat tersebut. Mahasiswa dan Dosen pun sudah mencoba melayangkan usulan supaya dilakukan perbaikan fasilitas kampus, namun pihak dekan dingin dan tidak menanggapi dengan serius bahkan memecat empat orang dosen pengajar FKG universitas Dr. Moestopo dengan alasan empat dosen tersebut membangkang terhadap keputusan dekan. Padahal dosen-dosen tersebut merupakan dosen-dosen yang dekat dengan mahasiswa dan menjadi dosen favorit karena sikapnya yang welcome dengan mahasiswa. 

- Terjadinya Kekerasan dalam program internship di Korea Selatan

Kasus kekerasan menimpa 5 orang mahasiswa yang sedang menjalani program internship di Negeri Gingseng, Korea Selatan. Dengan iming-iming biaya yang murah, fasilitas bagus dan nilai baik yang diperoleh ternyata berbeda dengan yang dijanjikan oleh pihak dekanat.

Mereka tinggal di dalam satu kamar berukuran 3m x 2,5 m yang kurang layak, dengan pengawasan Profesor Lee, salah seorang dokter gigi di tempat mereka bekerja. Mereka mengaku mendapat perlakuan buruk. Bentuk perlakuan buruk yang diterima, berupa lemparan alat kedokteran, menyentil dahi, menendang kaki, sampai memukul punggung mahasiswa.

Selain kekerasan fisik, kekerasan verbal pun diterima oleh mahasiswa. Beberapa kali Prof. Lee sering mengejek mahasiswa di depan pasien, dengan bahasa Inggris maupun Korea.

Prof. Lee

Dengan perlakuan yang sangat buruk tersebut, mahasiswa tersebut langsung mengadukan kepada pihak dekanat. Namun masalah ini dianggap hal biasa oleh pihak dekanat, dan pihak dekanat menjelaskan kepada orang tua mahasiswa bahwa hal ini adalah cara orang Korea mendidik.

Karena perlakuan yang diterima semakin jauh, merekapun memutuskan untuk lari dan melapor ke KBRI di Korea Selatan. Setelah melakukan pertemuan dengan pihak KBRI, mereka dipertemukan dengan Prof. Lee. namun justru sikap kasar yang diterima oleh pihak KBRI.

Sesampainya mereka di Tanah Air, mereka dijemput oleh perwakilan dekanat. Mahasiswa meminta diadakan pertemuan dengan pihak dekanat dan konfirmasi terkait perlakukan yang telah diterima di Korea.

Pertemuan pun digelar namun sayangnya hasil pertemuan justru mengecewakan. Tidak ada permintaa maaf ataupun penghentian program.

3 point diatas yang menjadikan segenap mahasiswa, dosen, karyawan dan alumni berkumpul untuk menuntut keadilan dan menyampaikan lima tuntutan antara lain:
  1. Dekan FKG dan wakil-wakilnya diminta turun dari jabatan karena dianggap sudah tidak mampu lagi mengemban amanah menjadi pemimpin,
  2. Perbaikan fasilitas kampus,
  3. Menaikkan Gaji karyawan,
  4. Mengusut tuntas kasus penganiayaan mahasiswa FKG di korea, Pihak yayasan, rektorat dan pimpinan FKG harus bertanggung jawab atas kejadian di korea,
  5. Menghapus kebijakan pimpinan yang merugikan warga kampus.
Sumber: Group Facebook FKG Moestopo

Related Posts:

4 Responses to "Mahasiswa FKG Dr. Moestopo Meminta Keadilan"

  1. ternyata ya,
    memiliki jabatan juga gak boleh sewenang wenang ya, kudu liat secara hukum dan aturannya dong :D

    semoga mereka berhasil tuh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin bro, semoga juga kita nanti kelak bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, paling tidak pemimpin rumah tangga, hehehe

      Delete
  2. hidup mahasiswa
    hidup dosen
    hidup alumni FKG Univ. Prof. Dr. Moestopo (B)
    maju terus, pantang mundur

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.