Aplikasi GPS pada Transportasi Darat

Tingkat kecelakaan pada transportasi darat telah menduduki tingkat pertama dibanding transportasi udara dan laut. Berdasarkan data kepolisian, jumlah kematian akibat kecelakaan transportasi darat mencapai 30.000 korban jiwa per tahun atau sebanding dengan 82 korban jiwa per hari. Indonesia sendiri telah menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara. Perlu adanya sebuah usaha untuk mencegah permasalahan transportasi dan perlu adanya sebuah sistem yang dapat mendukung usaha tersebut.

Sistem satelit navigasi GPS telah banyak diaplikasikan, terutama di Amerika Utara, Eropa, Australia dan Jepang, untuk keperluan-keperluan dan proyek-proyek yang khususnya memerlukan informasi mengenai posisi. Saat ini GPS juga mulai banyak digunakan di Asia dan Afrika, termasuk juga di Indonesia (Abidin, 1995). Pada saat ini aplikasi GPS lebih luas dan lebih banyak di kalangan sipil dibandingkan di lingkungan militer. 

Di Indonesia pun GPS telah banyak diaplikasikan terutama dalam bidang survey dan pemetaan serta ilmu-ilmu kebumian. Sedangkan dalam bidang transportasi, pemakaian GPS di Indonesia nampaknya baru mulai berkembang. Mengingat pentingnya sektor transportasi bagi negara maritim yang begitu luas, pemanfaatan GPS dalam bidang transportasi ini perlu diantisipasi dengan baik oleh semua pihak yang terkait dengan masalah transportasi di Indonesia. Penulis mencoba untuk mengantisipasi hal tersebut dengan membahas potensi pemanfaatan GPS ini dalam bidang transportasi darat pada khususnya di Indonesia, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi penentuan posisi dan pemantauan pergerakan dari kendaraan.

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
GPS (Global Positioning System) adalah system satelit navigasi dan penentuan posisi yang didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensional serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia.    

Beberapa keuntungan dari GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, yaitu GPS akan digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu dan cuaca serta dapat digunakan baik siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca yang buruk sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Satelit-satelit GPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi (sekitar 20.000km diatas permukaan bumi ) dan jumlahnya relatif cukup banyak (yaitu 24 satelit) sehingga tidak tergantung pada batas-batas politik dan batas alam. Posisi yang ditentukan dengan GPS akan selalu mengacu ke suatu system koordinat yang sama tidak tergantung waktu dan tempat pengamatan. Selain itu, alat penerima sinyal atau receiver GPS cenderung menjadi lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya, lebih baik kualitas data yang diberikannya dan lebih tinggi keandalannya.

Pengoperasian alat penerima GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif mudah dan tidak mengeluarkan banyak tenaga. Pemakaian system GPS tidak dikenakan biaya setidaknya sampai saat ini.

GPS UNTUK TRANSPORTASI DARAT

IVHS AMERICA (1992) melaporkan bahwa pada tahun 1991 di Amerika Serikat 41.000 meninggal akibat kecelakaaan lalu lintas, dan lebih dari 5 juta orang terluka, kecelakaan-kecelakaan lalu lintas tersebut diestimasi sebesar 70 miliar dollar per tahun. Di samping angka-angka di atas banyak lagi kerugian-kerugian yang sulit untuk dikuantifikasi seperti halnya pergerakan kendaraan yang tidak efisien yang menurunkan produktivitas, bahan bakar yang terbuang percuma, serta peningkatan polusi beserta dampak-dampaknya. Begitu pula keadaan transportasi darat di Indonesia.

IVHS sekarang dinamakan ITS (Intelligent Trasnportation System), yang terdiri dari beberapa teknologi, seperti teknologi penentuan posisi, system informasi, komunikasi, kontrol dan elektronik , dapat digunakan untuk mengatasi masalah transportasi di atas. Dalam kaitannya dengan teknologi pendukung ITS di atas, GPS berperan sebagai teknologi penentuan posisinya, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) berperan sebagai teknologi sistem informasi spasialnya. Berkaitan dengan fungsi navigasinya, ITS dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe yaitu : Autonomous, Fleet Management, Advisory, dan Inventory. Keempat tipe ITS tersebut sama-sama memiliki peran yang penting dalam mengatasi masalah transportasi di Indonesia, dan sama-sama memanfaatkan GPS sebagai sistem penentuan posisinya. Namun penulis akan lebih menjabarkan mengenai tipe Fleet Management, karena merupakan tipe ITS yang paling banyak dikembangkan dari 3 tipe yang lain (Krakiwsky, 1994).

Fleet management ITS, berfungsi untuk mengelola armada kendaraan dari suatu pusat pengontrol (dispatch center) melalui hubungan komunikasi. Pada system ini kendaraan-kendaraan diperlengkapi dengan sistem penetuan lokasi, dalam hal ini GPS dan umumnya tidak diperlengkapi dengan peta elektronik. Peta elektronik hanya berada di pusat pengontrol dalam hal ini dibutuhkan peranan suatu instansi yang dapat mengelola yaitu pemerintah. Kendaraan-kendaraan tersebut melaporkan posisinya ke pusat pengontrol untuk kemudian ditampilkan pada peta elektronik yang ada di pusat pengontrol, sehingga pusat pengontrol memiliki kemudahan untuk mengelola pergerakan dari kendaran-kendaraan tersebut. Selain memberikan instruksi-instruksi dan pengarahan, pusat pengontrol juga bertanggung jawab untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para pengemudi kendaraan, seperti informasi tentang cuaca dan keadaan lalulintas di suatu lokasi yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini pusat pengontrol memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi pada pengendara. 

Selain itu ada sistem antonomous, yaitu system yang terdiri dari system penentuan posisi (GPS) dan dilengkapi dengan system peta elektronik yang ditempatkan di dalam kendaraan dan dimaksudkan untuk memberikan kemampuan navigasi yang lebih baik bagi pengemudi kendaraan yang bersangkutan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa GPS sangat berpotensi dan berperan penting dalam meningkatkan keselamatan transportasi, khususnya transportasi darat di Indonesia. Terlebih lagi apabila GPS dipadukan dengan empat jenis sistem ITS diatas. Pada keempat sistem ITS tersebut, GPS merupakan system penentuan posisi yang paling banyak digunakan (Krakiwsky, 1994). 


Pemanfaatan system ITS di Indonesia perlu dipertimbangkan realisasinya, terutama untuk pengelolaan transportasi darat di kota-kota besar. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia pada umumnya dan kondisi transportasi darat di kota-kota besar memungkinkan fleet management ITS untuk dikembangkan, untuk mengelola pergerakan armada kendaraan yang memiliki fungsi pelayanan masyarakat, seperti bis kota, kendaraan umum, kereta, dan lain sebagainya.

Pemanfaatan GPS dengan sistem ITS secara menyeluruh untuk setiap pengguna kendaraan, dapat mengurangi permasalahan-permasalahan transportasi yang ada dan dapat meningkatkan keselamatan transportasi. Oleh karena itu, hendaknya para penyedia barang (kendaraan) dan jasa sudah harus melengkapi produknya dengan GPS baik dari kendaraan paling murah hingga berkelas. Pemerintah juga harus ambil bagian dalam penerapan sistem ITS dan mempublikasikan GPS kepada mayarakat pengguna kendaraan darat.

Penulis: Mohammad Ikhwan

Related Posts:

5 Responses to "Aplikasi GPS pada Transportasi Darat"

  1. Link nya dimana kawan...tidak melihatnya.
    Follow sini

    ReplyDelete
  2. Betul banget... makanya percuma semua peraturan yang baik kalo pengendaranya tidak mengindahkannya...

    ReplyDelete
  3. makasih mas, saya lagi cari cari info tentang Gps, jadi punya rerensi :) makasih ya

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.